Sudah tidak asing ditelinga kita orang Indonesia mengenai JAS MERAH (JAngan Sekali-kali MEninggalkan sejaRAH). Banyak upaya yang dilakukan agar seseorang tidak melupakan sejarahnya. Tapi sebenarnya apa sih yang mengharuskan kita untuk selalu mengingat-ingat sejarah? Mengapa mengingat-ingat masa lalu begitu penting? Bukankah hidup harus terus berjalan ke depan?
Mempelajari sejarah tidak hanya sekedar mengingat-ingat masa lalu kawan, dengan sejarah kita dapat mempelajari banyak hal dan menciptakan sesuatu yang baru darinya. Selain itu, sejarah juga menjaga kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan, sehingga kita bisa menjadi lebih baik dan baik lagi kedepannya.
Sebagai arsitek maupun calon arsitek ada nih sejarah yang wajib banget untuk teman-teman pelajari. Apa lagi kalau bukan Sejarah Arsitektur.
Menurut teman-teman sudah sampai mana nih level kalian dalam mendalami sejarah arsitektur? Masih warga, bos, juragan atau anak sultan? temukan level mu di kelas wacana arsitektur bertajuk “THE STORY OF STYLE” ya…
Kelas ini akan membahas satu-persatu perjalanan arsitektur mulai dari modernism, postmodernism, regionalism hingga refleksi yang akan dibawakan oleh pembicara-pembicara yang tentunya seru dan menarik. Beliau-beliau beserta pengalamannya di dunia arsitektur akan membawa teman-teman melompat lebih jauh, melihat betapa luasnya sejarah arsitektur, dan membuat teman-teman lebih haus lagi akan arsitektur.
Story of Style | Ep. 4 Refleksi – M. Cahyo Novianto & I Nyoman Gede Mahaputra
7. Spekulasi Jengki Perjalanan arsitektur modern Indonesia pasca-kemerdekaan salah satunya ditandai dengan kehadiran langgam Arsitektur Jengki yang dalam banyak tulisan disebutkan dimulai sejak tahun 1950an, kemudian menjadi populer pada periode 1960-1970an, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. Arsitektur bukan fenomena tunggal, tetapi niscaya juga berdampingan dengan…
Continue readingStory of Style | Ep. 3 Regionalisme – M. Cahyo Novianto & Altrerosje A. Ngaswoto
5. Spekulasi Konstruksi Kayu Rangkaian konstruksi kayu pada arsitektur masyarakat tradisi yang masih bisa dijumpai hingga kini ataupun yang sudah punah (namun sudah terdokumentasi) merupakan bagian terapan dari ilmu statika bangunan yang universal, dibalik keunikan dan perbedaan dari cara-cara menerapkannya serta wujud tampilan rinupa arsitekturnya. Di balik penyematan ‘Keberagaman-Kekhasan’ pada…
Continue readingStory of Style | Ep. 2 Posmodernisme – Eka Swadiansa & Altrerosje A. Ngaswoto
3. Oksidental Posmodern Manusia menciptakan sejarah sebagai penanda zamannya; dan peradaban demi peradaban menuliskan narasi sejarahnya masing-masing hingga tiba era merkantilisme yang segera disusul oleh kolonialisme dan imperialisme (atau era globalisasi 1.0?). Tumbukan budaya bagi pribumi di ‘dunia baru’ (Amerika/Australia) berakhir dengan genosida yang nyaris menghapus keseluruhan peradaban mereka dari…
Continue readingStory of Style | Ep. 1 Modernisme – Eka Swadiansa & I Nyoman Gede Mahaputra
1. Oksidental Modern Manusia menciptakan sejarah sebagai penanda zamannya; dan di ranah arsitektur, style menjadi penanda dari berubahnya konsensus arah pandang sebuah zaman. Seperti halnya histografi peradaban, sejak zaman kuno ilmu arsitektur pun berkembang secara paralel di berbagai belahan dunia dan menghasilkan style- style regional yang amat beragam. Revolusi industri…
Continue readingVideo
OMAH Talks
OMAH Talks is the archive of casual discussion about things beyond architecture from various thinkers. This is the discussion by the practicioners which can be acessed for free. The discussion is personal, which sometimes note the contributions of the individuals to the ecosystem by knowledge disseminations.


OMAH Library bekerjasama dengan Taylor’s University Malaysia, Universitas Tarumanagara & didukung oleh IAI Banten dengan bangga menghadirkan kelas “Tracing Our Own Asian Architecture Heritage?”


Mengajak anak-anak muda Indonesia yang bergerak di bidang arsitektur untuk berbagi kisah perjalanan di OMAH Library. Jalan menekuni arsitektur tidaklah mudah, banyak yang harus dipelajari, dari teori, praktik, hingga etika.


Perjalanan Mengenal Indonesia dalah sebuah kelas yang mengupas kisah penjelajahan-penjelajahan tentang arsitektur dan vernakularitas di Indonesia. Kelas ini merupakan hasil kerjasama dari Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia bersama OMAH Library, dan penjelajah-penjelajah yang mengarungi belantara arsitektur di Indonesia.


This class tries to explore ways to fight for belief and love for architecture, starting from the discourse that everyone is unique and has their spesific problems, or “struggle for life”. Therefore, every individual innovates with strategies and tactics by contributing to the surrounding ecosystem.


Di dalam “Hermit of Architecture”, ada setidaknya 5 cara hermits yang dapat dipelajari yang diturunkan dari filosofi Nicomachean-Aristoteles, seperti Nous (kearifan intelektual), Techne (kearifan teknikal), Phronesis (kearifan taktikal), Episteme (wawasan pengetahuan), dan Sophia (kecintaan dan refleksi).


Tua-Tua Keladi (The Old Mind) adalah sebuah program dari OMAH Library berupa wadah perkenalan mengenai diskursus yang digerakkan oleh orang-orang yang akan membawa perubahan sosial.


OMAH Library mengadakan acara kelas Wacana Arsitektur “Do and Don’t” bersama tujuh narasumber terkait dengan filosofi, sejarah, teori, kritik, kurasi, cara bercerita, dan menulis.


Kelas Wacana Omah Library yang kedua setelah seri Do dan Don’t ini bertujuan untuk mendapatkan stimulus wacana yang terjadi di dalam sisi pribadi, proses pembuatan karya dan sisi eksternal yang terjadi di dalam kota.


Di antara permutasi dari kemungkinan variasi metode yang ada, kuliah ini merupakan salah satu bentuk sebuah metode melawan strukturnya pemikirannya sendiri, untuk kemudian mempertanyakan, menjawab pertanyaan sendiri, lalu mendapatkan metode yang baru.


Kelas ini akan membahas satu-persatu perjalanan arsitektur mulai dari modernism, postmodernism, regionalism hingga refleksi yang akan dibawakan oleh pembicara-pembicara yang tentunya seru dan menarik.


Setiap arsitek mengalami sisi – sisi yang melelahkan di dalam proses berkreasi. Ia terlibat di dalam kerja komunal ataupun kerja yang sendiri dan retrospektif. Ia akan dilatih untuk peka terhadang gambar yang berisikan ruang, bentuk dan tatanan.