Kelas Wacana Omah Library yang kedua setelah seri Do dan Don’t ini bertujuan untuk mendapatkan stimulus wacana yang terjadi di dalam sisi pribadi, proses pembuatan karya dan sisi eksternal yang terjadi di dalam kota. Diharapkan hal ini bisa menggugah kesadaran penikmat seni, arsitek untuk mengembalikan Seni dan Wacana Kota ke dalam tingkatan Fantasi-Gagasan untuk diturunkan ke dalam tingkat imajinasi yang merubah konstelasi kehidupan kita berkota, merancang ataupun menikmati kerja kriya seni yang dalam dan diskursif. Seni dan Wacana Kota adalah sebuah refleksi yang kontemplatif utnuk mendapatkan terobosan di dalam berkarya.
Seni di dalam kaitan ke wacana kota adalah sebuah proses yang memiliki aksi reaksi yang merupakan stimulus tempat terjadinya permulaan ide – ide penggubahan karya. Seni sendiri terjadi di dalam penggubahan kerja kriya yang terkait di dalam diri sendiri. Dan, Wacana kota adalah sebuah diskursus dimana penggubah mendapatkan cerita melalui banyak hal yang menjadi stimulus di ruang kota.
Episode 01 – Alia Swastika
“Identitas”
Episode 02 – Alia Swastika
“Estetika”
Episode 03 – Alia Swastika
“Refleksi”
Episode 04 – Bayu Genia K.
“Sejarah”
Episode 05 – Ayos Purwoaji
“Pameran”
Five Discourse: Arts, Cities, and Architecture | Ep. 5 Pameran – Ayos Purwoaji
Seni rupa dan arsitektur kerap dilihat sebagai dua praktik berbeda. Seni rupa dianggap lebih intuitif, sementara arsitektur memiliki pendekatan lebih rasional. Sesi obrolan ini akan bertolak dari pandangan dikotomis tersebut dan mempertanyakan ulang relevansinya saat ini di tengah semakin banyaknya pameran arsitektur yang “ngartsy” dan pameran seni yang menggunakan narasi dan rancangan arsitektur di dalamnya.…
Five Discourse: Arts, Cities, and Architecture | Ep. 4 Sejarah – Bayu Genia K
Seni rupa dan arsitektur pada hakikatnya adalah saudara kandung dalam keluarga besar kesenian visual (visual arts). Dalam diskursus seni era Renaisans di Eropa, karya arsitektural Donato Bramante, Tempietto (1502-1510)-sebuah martyrium di kawasan plaza Gereja San Pietro in Montorio, Roma-dianggap sebagai mahakarya yang sama pentingnya dengan patung David (1501-1504) karya Michelangelo, lukisan Monalisa (c. 1503-1506, kemungkinan…
Five Discourse: Arts, Cities, and Architecture | Ep. 3 Refleksi – Alia Swastika
Public art menjadi gagasan identitas kota melalui seni lokal. Strateginya dengan mengajak seniman mapan menjadi pembentuk wajah baru suatu kota. Graffiti, street art, dan urban culture lainnya sudah menjadi budaya umum di kehidupan kita. Sesuatu yang semula identik sebagai simbol pemberontakan sekarang dipandang menjadi wajar, terlebih pada kalangan anak muda. Karya seni urban yang memiliki…
Five Discourse: Arts, Cities, and Architecture | Ep. 2 Karakter – Alia Swastika
Pada dasarnya estetika menjadi bagian dari pengalaman indrawi sehingga estetika urban dapat dilihat sebagai pengalaman indrawi yang dapat dibangun melalui lingkungan perkotaan dengan mengambil pertimbangan posisi teoritis lain seperti kajian perkotaan, geografi, manusia, teori perencanaan hingga kritisisme arsitektur. Karya seni urban yang memiliki jangka waktu instalasi cukup panjang bahkan mungkin akan permanen untuk mengenang peristiwa…
Five Discourse: Arts, Cities, and Architecture | Ep. 1 Identitas – Alia Swastika
Biennale merupakan kegiatan kuratorial seni yang diadakan setiap 2 tahun sekali dimana kegiatan ini merefleksikan perkembangan seni dan isu – isu yang telah terjadi selama kurun waktu 2 tahun sebelum pameran berlangsung. Biennale ada di setiap kota dengan menyesuaikan masing – masing konteks setiap kota untuk menunjukkan perkembangan seni. Biennale pertama kali diadakan di Italia…

Pilihan kelas OMAH Talks lainnya:


Mengajak anak-anak muda Indonesia yang bergerak di bidang arsitektur untuk berbagi kisah perjalanan di OMAH Library. Jalan menekuni arsitektur tidaklah mudah, banyak yang harus dipelajari, dari teori, praktik, hingga etika.


Perjalanan Mengenal Indonesia dalah sebuah kelas yang mengupas kisah penjelajahan-penjelajahan tentang arsitektur dan vernakularitas di Indonesia. Kelas ini merupakan hasil kerjasama dari Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia bersama OMAH Library, dan penjelajah-penjelajah yang mengarungi belantara arsitektur di Indonesia.


This class tries to explore ways to fight for belief and love for architecture, starting from the discourse that everyone is unique and has their spesific problems, or “struggle for life”. Therefore, every individual innovates with strategies and tactics by contributing to the surrounding ecosystem.


Di dalam “Hermit of Architecture”, ada setidaknya 5 cara hermits yang dapat dipelajari yang diturunkan dari filosofi Nicomachean-Aristoteles, seperti Nous (kearifan intelektual), Techne (kearifan teknikal), Phronesis (kearifan taktikal), Episteme (wawasan pengetahuan), dan Sophia (kecintaan dan refleksi).


Telah hadir empat pembicara dari beragam regional yang akan membagikan kisah maupun pemikiran mereka dalam berkecimpung dan berkreasi di platform literasi arsitektur.


Kelas Wacana Omah Library yang kedua setelah seri Do dan Don’t ini bertujuan untuk mendapatkan stimulus wacana yang terjadi di dalam sisi pribadi, proses pembuatan karya dan sisi eksternal yang terjadi di dalam kota.


Agustinus Sutanto menarasikan metode desain arsitektur yang terbagi ke dalam 4 wilayah: Dunia Seni, Dunia Sains, Dunia Perilaku, dan Dunia Lingkungan.


OMAH Library mengadakan acara kelas Wacana Arsitektur “Do and Don’t” bersama tujuh narasumber terkait dengan filosofi, sejarah, teori, kritik, kurasi, cara bercerita, dan menulis.


Membahas “Nusantara” bersama 11 narasumber dengan 11 sudut pandang berbeda: reposisi, kritisisme, teori, sejarah, kurasi, cerita, tulisan, rekonstruksi – budaya, ruang publik, filosofi dan refleksi.


Kelas ini akan membahas satu-persatu perjalanan arsitektur mulai dari modernism, postmodernism, regionalism hingga refleksi yang akan dibawakan oleh pembicara-pembicara yang tentunya seru dan menarik.


Setiap arsitek mengalami sisi – sisi yang melelahkan di dalam proses berkreasi. Ia terlibat di dalam kerja komunal ataupun kerja yang sendiri dan retrospektif. Ia akan dilatih untuk peka terhadang gambar yang berisikan ruang, bentuk dan tatanan.


Kelas ini akan membahas tentang perjalanan karir seorang Master Arsitektur di Indonesia dan dunia seperti Mies Van De Rohe hingga Y.B. Mangunwijaya yang memberikan pengaruh dalam perkembangan arsitektur.