Bittersweet Memories in Design Experience

Architect as a profession protected by law has a responsibility to create a comfortable, safety-built environment which define a way to create good building. To define one good building is not easy, there are various factors such as how the innovation of a building system is addressed by, how the building responds to the philosophy, the urban-rural location, and the art context. These key factors will define the architecture based on our specific culture and climate which will be the key considerations on this short architecture course. The lectures host in one semester. The lectures has shaped basic understanding on how to think like an architect.

Bitter and Sweet Experience

Setiap arsitek mengalami sisi – sisi yang melelahkan di dalam proses berkreasi. Ia terlibat di dalam kerja komunal ataupun kerja yang sendiri dan retrospektif. Ia akan dilatih untuk peka terhadang gambar yang berisikan ruang, bentuk dan tatanan. Satu coretan garis berisi begitu banyak instruksi kerja di dalamnya. Variasi skala, kompleksitas proyek arsitektur pun memiliki dinamika yang lentur. Begitu banyak ekspektasi dari klien untuk seorang arsitek menjembatani keinginan klien dan kepentingan publik di dalamnya. Proses – proses yang melelahkan tersebut ada di dalam fase penempaan diri sebagai arsitek. Jam – jam panjang di studio, lembur yang dihabiskan dengan membantu lahirnya sebuah karya, juga terkadang setelah sebegitu banyaknya jam kerja yang dihasilkan, pertanyaan muncul ? apakah menjadi arsitek itu sebegitu sulitnya ? Ia perlu menjadi makhluk sosial yang kritis dan tahan tekanan, diluar itu ia dituntut untuk bisa kreatif dalam hal penciptaan bentuk.

Di balik itu, ada sisi – sisi kebahagiaan tersendiri melihat produksi diskursus arsitektur yang berkembang, melihat bagaimana konsep ide menjadi kenyataan. Dari situlah satu arsitek bisa berkembang, bertransformasi ke tingkatan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya. Senyum di wajah arsitek adalah ketika ia melihat karyanya menjadi kenyataan, ketika ia melihat anak – anak didiknya berkembang menjadi arsitek muda yang potensial. Hal – hal seperti itu adalah sebuah usaha untuk memajukan ekosistem arsitektur di Indonesia.

Omah Library merayakan sisi personalitas, suka dan duka menjadi arsitek, mendokumentasikan begitu banyak arsitek yang potensial. Mereka mewarnai hidup orang lain melalui perjalanan hidup mereka, sehingga anak – anak muda, calon – calon arsitek bisa terinspirasi dan menjadi unik seperti pribadi – pribadi yang dibahas disini. Perjalanan tersebut adalah perjalanan satu kali, suka dan duka menjadi arsitek, sebuah pengalaman yang mengakar, kenangan yang menginspirasi.

  1. Alvar Mensana
  2. Erick Kristanto
  3. Budi Pradono
  4. Gregorius Supie Yolodi
  5. Andra Matin
  6. Prof. Mohammad Danisworo
  7. Achmad Noerzaman
  8. Andre Simapranata
  9. Darrundono Koesomodilogo
  10. Dicky Hendrasto
  11. Sibarani Sofian
  12. Suwardana Winata
  13. Prof. Yandi Andri Yatmo
  14. Prof. Gunawan Tjahjono
  15. Tan Tjiang Ay
  16. Irianto Purnomo Hadi
  17. Budiman Hendropurnomo
  18. Muhammad Sagitha
  19. Rudy Kelana
  20. Willis Kusuma
  21. Daniel Sandjaja
  22. Archica Danisworo
  23. Relan Masato
  24. Wendy Teo
  25. Faried Masdoeki
  26. Charles Barguirdjan

Pilihan kelas OMAH Talks lainnya:

Mengajak anak-anak muda Indonesia yang bergerak di bidang arsitektur untuk berbagi kisah perjalanan di OMAH Library. Jalan menekuni arsitektur tidaklah mudah, banyak yang harus dipelajari, dari teori, praktik, hingga etika. 

Perjalanan Mengenal Indonesia dalah sebuah kelas yang mengupas kisah penjelajahan-penjelajahan tentang arsitektur dan vernakularitas di Indonesia. Kelas ini merupakan hasil kerjasama dari Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia bersama OMAH Library, dan penjelajah-penjelajah yang mengarungi belantara arsitektur di Indonesia.

This class tries to explore ways to fight for belief and love for architecture, starting from the discourse that everyone is unique and has their spesific problems, or “struggle for life”. Therefore, every individual innovates with strategies and tactics by contributing to the surrounding ecosystem.

Di dalam “Hermit of Architecture”, ada setidaknya 5 cara hermits yang dapat dipelajari yang diturunkan dari filosofi Nicomachean-Aristoteles, seperti Nous (kearifan intelektual), Techne (kearifan teknikal), Phronesis (kearifan taktikal), Episteme (wawasan pengetahuan), dan Sophia (kecintaan dan refleksi).

Contextual Method / Metode Kontekstual membahas desain dari sudut pandang latar konteks dan metode desain dari panelis-panelis yang memiliki pengalaman khusus yang telah mereka pupuk hingga sekarang.

Telah hadir empat pembicara dari beragam regional yang akan membagikan kisah maupun pemikiran mereka dalam berkecimpung dan berkreasi di platform literasi arsitektur.

Kelas Wacana Omah Library yang kedua setelah seri Do dan Don’t ini bertujuan untuk mendapatkan stimulus wacana yang terjadi di dalam sisi pribadi, proses pembuatan karya dan sisi eksternal yang terjadi di dalam kota. 

Agustinus Sutanto menarasikan metode desain arsitektur yang terbagi ke dalam 4 wilayah: Dunia Seni, Dunia Sains, Dunia Perilaku, dan Dunia Lingkungan.

OMAH Library mengadakan acara kelas Wacana Arsitektur “Do and Don’t” bersama tujuh narasumber terkait dengan filosofi, sejarah, teori, kritik, kurasi, cara bercerita, dan menulis.

Arsitektur perlu dimengerti dari sudut pandang epistemologi: yakni meletakkan bangunan bukan hanya sebagai sebuah bentuk fisik, tapi juga pengubah lingkungan yang berfungsi secara sosial, kultural dan ekonomi.

Membahas “Nusantara” bersama 11 narasumber dengan 11 sudut pandang berbeda: reposisi, kritisisme, teori, sejarah, kurasi, cerita, tulisan, rekonstruksi – budaya, ruang publik, filosofi dan refleksi.

Kelas ini akan membahas satu-persatu perjalanan arsitektur mulai dari modernism, postmodernism, regionalism hingga refleksi yang akan dibawakan oleh pembicara-pembicara yang tentunya seru dan menarik. 

Setiap arsitek mengalami sisi – sisi yang melelahkan di dalam proses berkreasi. Ia terlibat di dalam kerja komunal ataupun kerja yang sendiri dan retrospektif. Ia akan dilatih untuk peka terhadang gambar yang berisikan ruang, bentuk dan tatanan.

Kelas ini akan membahas tentang perjalanan karir seorang Master Arsitektur di Indonesia dan dunia seperti Mies Van De Rohe hingga Y.B. Mangunwijaya yang memberikan pengaruh dalam perkembangan arsitektur.

Pembahasan mendalam tentang buku-buku karya Jacques Derrida, Roland Barthes, Eladio Dieste, dan beberapa lainnya untuk memahami vista penulis serta diskursus yang mereka lahirkan.