Tracing Our Own Asian Architecture Heritage

OMAH Library bekerjasama dengan Taylor’s University Malaysia, Universitas Tarumanagara & didukung oleh IAI Banten dengan bangga menghadirkan kelas “Tracing Our Own Asian Architecture Heritage?”

Heritage/pusaka berarti seperangkat nilai adiluhung yang diterima, dipahami, & diteruskan dari satu generasi ke generasi. Membicarakan pusaka suatu bangsa tidak bisa lepas dari hibrida berbagai elemen, seperti kekuasaan, sumber daya alam, budaya, kondisi geografis, dan lokasi spesifik dengan segudang sejarah yang melingkupinya. Indonesia & negara serumpun lainnya yang memiliki posisi geografi strategis serta kekayaan alam menjadi magnet global sekaligus titik pertukaran berbagai budaya. Hal ini menyebabkan keluwesan untuk menerima pengaruh luar sembari terus membawa nilai luhur menjadi tantangan tersendiri.

Upaya memahami kompleksitas pembentukan pusaka Asia akan membantu menunjukkan posisi wacana pusaka lintas bangsa, budaya, & negara dalam konstelasi global dari dalam & luar Indonesia. Hal ini untuk meneruskan pertanyaan besar mengenai asal muasal arsitektur kita, arahnya, dan bagaimana melangkah di dalam usaha merayakan nilai-nilai kemanusiaan. Pertanyaan ini akan dibahas lebih jauh dalam kelas “Tracing Our Own Asian Architecture Heritage?” (Note: peserta IAI mendapatkan nilai KUM 5)

Sabtu, 11 Maret 2023
di OMAH Library
10:00-15:00 WIB

Keynote Speaker:
Robert Powell
Taylor’s University Malaysia
“Modern Tropical Architecture in Indochina and the Malay Archipelago”

Speakers:
Titin Fatimah
Tarumanagara University
“Shared Cultures & Heritage in Forming Architecture in Indonesia”

M. Cahyo Novianto
JAAI-IAAN Advisory Board
“Tectonic in Indonesian Architecture Archive Network”

Eka Swadiansa
Researcher & Principal at OSA
“Age, Migration & Architectural Adaptation in the Pre-Independence Indonesia”


Lecture Video | Tracing Our Own Asian Architecture Heritage

Kelas Tracing Our Own Asian Architecture Heritage yang berlangsung Sabtu kemarin, diisi dengan keempat pemateri yang memberikan poin penting untuk menelusuri jejak heritage arsitektur Asia. M. Cahyo Novianto memaparkan materi seberapa penting peran material kayu, keahlian bertukang, hingga sisi non profan mempengaruhi pembentukan arsitektur tradisional Indonesia. Eka Swadiansa pun menambahkan…

Video

OMAH Talks

OMAH Talks is the archive of casual discussion about things beyond architecture from various thinkers. This is the discussion by the practicioners which can be acessed for free. The discussion is personal, which sometimes note the contributions of the individuals to the ecosystem by knowledge disseminations.

Mengajak anak-anak muda Indonesia yang bergerak di bidang arsitektur untuk berbagi kisah perjalanan di OMAH Library. Jalan menekuni arsitektur tidaklah mudah, banyak yang harus dipelajari, dari teori, praktik, hingga etika. 

Perjalanan Mengenal Indonesia dalah sebuah kelas yang mengupas kisah penjelajahan-penjelajahan tentang arsitektur dan vernakularitas di Indonesia. Kelas ini merupakan hasil kerjasama dari Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia bersama OMAH Library, dan penjelajah-penjelajah yang mengarungi belantara arsitektur di Indonesia.

This class tries to explore ways to fight for belief and love for architecture, starting from the discourse that everyone is unique and has their spesific problems, or “struggle for life”. Therefore, every individual innovates with strategies and tactics by contributing to the surrounding ecosystem.

Di dalam “Hermit of Architecture”, ada setidaknya 5 cara hermits yang dapat dipelajari yang diturunkan dari filosofi Nicomachean-Aristoteles, seperti Nous (kearifan intelektual), Techne (kearifan teknikal), Phronesis (kearifan taktikal), Episteme (wawasan pengetahuan), dan Sophia (kecintaan dan refleksi).

Contextual Method / Metode Kontekstual membahas desain dari sudut pandang latar konteks dan metode desain dari panelis-panelis yang memiliki pengalaman khusus yang telah mereka pupuk hingga sekarang.

Tua-Tua Keladi (The Old Mind) adalah sebuah program dari OMAH Library berupa wadah perkenalan mengenai diskursus yang digerakkan oleh orang-orang yang akan membawa perubahan sosial.

OMAH Library mengadakan acara kelas Wacana Arsitektur “Do and Don’t” bersama tujuh narasumber terkait dengan filosofi, sejarah, teori, kritik, kurasi, cara bercerita, dan menulis.

Kelas Wacana Omah Library yang kedua setelah seri Do dan Don’t ini bertujuan untuk mendapatkan stimulus wacana yang terjadi di dalam sisi pribadi, proses pembuatan karya dan sisi eksternal yang terjadi di dalam kota. 

Di antara permutasi dari kemungkinan variasi metode yang ada, kuliah ini merupakan salah satu bentuk sebuah metode melawan strukturnya pemikirannya sendiri, untuk kemudian mempertanyakan, menjawab pertanyaan sendiri, lalu mendapatkan metode yang baru.

Arsitektur perlu dimengerti dari sudut pandang epistemologi: yakni meletakkan bangunan bukan hanya sebagai sebuah bentuk fisik, tapi juga pengubah lingkungan yang berfungsi secara sosial, kultural dan ekonomi.

Membahas “Nusantara” bersama 11 narasumber dengan 11 sudut pandang berbeda: reposisi, kritisisme, teori, sejarah, kurasi, cerita, tulisan, rekonstruksi – budaya, ruang publik, filosofi dan refleksi.

Kelas ini akan membahas satu-persatu perjalanan arsitektur mulai dari modernism, postmodernism, regionalism hingga refleksi yang akan dibawakan oleh pembicara-pembicara yang tentunya seru dan menarik. 

Setiap arsitek mengalami sisi – sisi yang melelahkan di dalam proses berkreasi. Ia terlibat di dalam kerja komunal ataupun kerja yang sendiri dan retrospektif. Ia akan dilatih untuk peka terhadang gambar yang berisikan ruang, bentuk dan tatanan.

Kelas ini akan membahas tentang perjalanan karir seorang Master Arsitektur di Indonesia dan dunia seperti Mies Van De Rohe hingga Y.B. Mangunwijaya yang memberikan pengaruh dalam perkembangan arsitektur.

Pembahasan mendalam tentang buku-buku karya Jacques Derrida, Roland Barthes, Eladio Dieste, dan beberapa lainnya untuk memahami vista penulis serta diskursus yang mereka lahirkan.