07 Eksperimentasi Arsitektur Maclaine Pont

Cerita ini berfokus, pertama, pada intervensi pemerintah Belanda dalam penataan lingkungan perkotaan di Jawa yang dibangun sebagai model pos terdepan pada masa kolonial, dan kedua, pada percobaan Maclaine Pont (1884-1971) sebagai arsitek Belanda yang karyanya mewakili budaya arsitektur kolonial Indonesia pada awal abad kedua puluh. Selama 1910-1920, terjadi wabah yang menewaskan puluhan ribu orang diContinue reading “07 Eksperimentasi Arsitektur Maclaine Pont”

Khattiya Pannindriya

Khattiya Pannindriya merupakan Mahasiswa Magister Sejarah Arsitektur Universitas Groningen. Berpraktik sebagai arsitek, ia mengawali karir dengan bekerja di biro konsultan Nataneka Arsitek. Ketertarikannya akan sejarah arsitektur membuatnya bergabung dengan tim Konsorsium Kota Tua Jakarta. Saat ini, ia sedang melanjutkan studi di University of Groningen, di bidang sejarah arsitektur dan tata kota. Di awal tahun 2020,Continue reading “Khattiya Pannindriya”

06 Laika Mbuu & Laika Landa, Sulawesi Tenggara

Rumah ini berfungsi sebagai hunian/tempat tinggal dan tempat perlindungan. Berbeda dari proses berdirinya laika mbu’u yang melalui prosesi adat dan sangat dijunjung tinggi keberadaanya. Ada perbedaan konteks perihal proses pembangunan kedua rumah ini. Laika landa dahulu digunakan sebagai Rumah tinggal untuk rakyat biasa, kemudian berpindah fungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang pusaka atau hasil panen perkebunanContinue reading “06 Laika Mbuu & Laika Landa, Sulawesi Tenggara”

05 Nggela, Nusa Tenggara Timur

Nggela merupakan salah satu dari ratusan desa adat suku Lio yang tersebar diseluruh Kabupaten Ende dan sebagian kecil Kabupaten Sikka. Berada di antara rimbunnya dataran kaki gunung Kelibara hingga tebing curam dengan pantai berbatu menjadi ciri khas dari daerah pesisir selatan Flores, menjadikan desa adat Nggela memiliki kekayaan bentang alam yang beragam dengan sumber dayaContinue reading “05 Nggela, Nusa Tenggara Timur”

Furqon Badriantoro

Furqon Badriantoro merupakan alumnus Universitas Islam Indonesia yang memiliki ketertarikan pada arsitektur vernakular di Indonesia. Furqon Badriantoro juga aktif dalam kegiatan dokumentasi arsitektur salah satunya kegiatan dokumentasi eksisting dari kawasan masjid dan makam Sunan Bonang bersama Yayasan Mubarrot Sunan Bonang pada tahun 2017 sebagai tim pengukuran dan penggambaran. Pengembangan fasilitas umum pada kawasan cagar budayaContinue reading “Furqon Badriantoro”

04 Tarung, Nusa Tenggara Timur

Bercerita tentang ingatan peristiwa terbakarnya kampung adat Tarung-Waitabar, Sumba, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017 silam. Dibawah terik kering tanpa hujan, melalui padang-padang terbuka, menyusuri lembah-masuk ke dalam hutan, merupakan perjalanan yang ditempuh dalam memahami kembali akar nilai budayanya. Diatas puing-puing yang terbakar, kayu-kayu besar diletakkan, disusun dan diikat, begitu Uma di lahirkan. Kemudian, apiContinue reading “04 Tarung, Nusa Tenggara Timur”

Fachri Muzaqii

Fachri Muzaqii merupakan alumnus Universitas Islam Indonesia yang memiliki ketertarikan pada arsitektur vernakular di Indonesia. Hasil dokumentasinya bersama tim tentang proses revitalisasi Kampung Tarung telah dibukukan pada tahun 2019 dan artikel dengan topik yang serupa akan segera di terbitkan oleh Asia Cultural Institute, Korea Selatan. Saat ini sedang aktif berperan dalam kerja-kerja kolaborasi studi kajianContinue reading “Fachri Muzaqii”

Book – Ornament is Rhyme

Eka Swadiansa | Paperback | Monochrome | Bahasa160 page | Release Date March, 2020ISBN 978-602-5615-89-4 Sinopsis Tahun lalu dunia arsitektur memperingati 100 tahun kelahiran Bauhaus. Meskipun hanya seumur jagung; jejak peninggalan sekolah ini bisa dikatakan sebagai salah satu yang paling berpengaruh di dunia. Sebuah warisan yang bahkan bisa dirasakan kehadirannya hingga masa kini. Buku ini adalahContinue reading “Book – Ornament is Rhyme”

03 Gurusina, Nusa Tenggara Timur

Di Gurusina, 26 Sa’o (Sebutan untuk rumah tradisionalnya) telah dibangun dalam waktu yang paralel antara satu dan lainnya dimana antar Sa’o hanya berjarak 1-3 meter saja. Masyarakat adat membangunan Sa’o dengan satu acuan baku, teknis, dan prinsip – prinsip yang selalu dijaga secara turun – temurun. Sedangkan prinsip utama yang selalu dijaga adalah untuk menjawabContinue reading “03 Gurusina, Nusa Tenggara Timur”