20 Ekspedisi Ketapang: Arsitektur Kayu Tumbang Titi

Suku Dayak Pesaguan adalah salah satu sub-suku Dayak yang secara administratif tersebar di wilayah Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Penamaan Suku Pesaguan berasal dari nama aliran sungai; Sungai Pesaguan, di mana kelompok masyarakat ini dulunya bermukim. Dalam suatu permukiman Suku Dayak Pesaguan, terdapat sebuah bangunan yang menjadi hirarki baik dari skala maupun fungsi. Bangunan ini dinamakan Rumah Bosar, yang merupakan rumah dari Domung (ketua adat sekaligus pemimpin dalam suatu pemukiman). Rumah Bosar oleh masyarakat Dayak Pesaguan dimaknai sebagai “rumah orang banyak” karena selain digunakan sebagai kediaman keluarga domung, Rumah Bosar ini juga terbuka untuk digunakan oleh masyarakat dalam menyelenggarakan upacara-upacara adat tertentu (perkawinan, kematian, pesta padi, dll) dengan aturan yang telah disepakati bersama.

Pembangunan Rumah Bosar ini dilakukan secara gotong-royong. Terdapat lebih dari 50 prosesi dan komponen pada bangunan ini yang sebagian besar terbuat dari kayu dan dirakit dengan teknik sambungan yang bervariasi. Sayangnya, saat ini hanya terdapat satu Rumah Bosar yang tersisa (masih lestari) di wilayah persebaran Suku Dayak Pesaguan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Rumah Bosar ini dinamai Rumah Bosar Mandiangin, terletak di Dusun Titi Buluh, Desa Jelayan, Kec. Tumbang Titi, Kab. Ketapang, yang sekaligus menjadi objek observasi dalam kegiatan PMI ke-20 ini.



Kontributor

Sheila Nurfajrina

Alumni Arsitektur UII angkatan tahun 2010, memperoleh gelar Magister Arsitektur bidang Arsitektur dan Perencanaan Kota di Cracow University of Technology pada tahun 2019. Saat ini bekerja di bidang EdTEch di Kota Kraków, Polandia, dan merintis studio arsitektur Rasa Architektura bersama dua rekan lainnya di Jakarta, Indonesia. Pernah terlibat dalam program arsitektur untuk kemanusiaan pada tahun…

Yoris Mangenda

Yoris Mangenda merupakan alumni Arsitektur di Universitas Tanjungpura, Pontianak, yang saat ini sedang berpraktek secara mandiri dan aktif di dalam industri kreatif khususnya di Kota Pontianak. Ketertarikannya terhadap material alam membawanya meraih. juara 4 dalam International Student Bamboo Competition 2019. Sebelumnya Yoris pernah menjadi panelis PMI untuk Rumah Radakng yang materinya kemudian diterbitkan menjadi buku…


Beberapa kelas Perjalanan Mengenal Indonesia lainnya bisa diakses di bawah ini:

21 Arsitektur Jazirah Leihitu

Berkat Naskah “Hikayat Tanah Hitu” karya Imam Rijali dan buku-buku karya Georg Eberhard Rumphius- lah kita hari ini bisa belajar dan meraba keadaan Pulau Ambon berabad-abad yang lampau khususnya jazirah utara Ambon yang menjadi fokus penulisan buku ini. Hal ini menunjukkan pentingnya sebuah karya tulis dari sebuah kerja penulisan. Apa…

19 Ekspedisi Tanju Tanjung Arsitektur : Pemukiman Dayak Tomun di Delang & Kinipan

Sekitar 500 tahun lalu, saudagar dari Sumatera Barat singgah di perairan bagian selatan Kalimantan Tengah. Tujuan awal berdagang itu bergeser hingga kemudian menikahi gadis Dayak. Keturunan mereka pun dikenal kemudian sebagai Dayak Tomun. Saudagar tersebut adalah keturunan Raja Pagaruyung yang bergelar patih, namanya Malikur Besar Gelar Patih Sebatang Balai Seruang.…

18 Ekspedisi Tanju Tanjung Arsitektur : Astana Al-Nursari & Masjid Kyai Gede

Astana Al-Nursari merupakan kompleks istana yang dibangun pada tahun 1867 M dan terletak di Desa Kotawaringin Hilir, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Astana Al-Nursari bukan bangunan pusat kerajaan atau kediaman sultan, melainkan kediaman keturunan Sultan Kerajaan Kotawaringin dan bangsawan yang masih menetap setelah pusat kerajaan berpindah dari…

Loading…

Something went wrong. Please refresh the page and/or try again.