18 Ekspedisi Tanju Tanjung Arsitektur : Astana Al-Nursari & Masjid Kyai Gede

Astana Al-Nursari merupakan kompleks istana yang dibangun pada tahun 1867 M dan terletak di Desa Kotawaringin Hilir, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Astana Al-Nursari bukan bangunan pusat kerajaan atau kediaman sultan, melainkan kediaman keturunan Sultan Kerajaan Kotawaringin dan bangsawan yang masih menetap setelah pusat kerajaan berpindah dari Kotawaringin Lama ke Pangkalan Bun. Beberapa bangsawan yang sempat mendiami Astana Alnursari ialah Pangeran Ratu Sukma Negara (1841-1867 M) dan Pangeran Ratu Sukma Negara (1905-1913 M).

Astana Al-Nursari merupakan bangunan dengan tipe rumah panggung berbentuk persegi panjang yang menggunakan kayu ulin. Rumah ini terdiri dari tiga bangunan yang dihubungkan dengan selasar yang menyatu dengan masa bangunan. Atap dari setiap bangunan berbentuk pelana kuda yang dikombinasikan dengan bentuk perisai. Di setiap pertemuan atap bangunan ini terdapat talang air yang terbuat dari kayu ulin utuh yang dibelah menjadi dua dan pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat aliran air hujan. Di sisi kiri Astana Al-Nursari terdapat Pa’agongan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan benda pusaka Kerajaaan Kotawaringin

Masjid Kyai Gede terletak di Desa Kotawaringin Hulu, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Masjid ini dibangun pada tahun 1632 M, pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah (1650-1678 M), raja ke-4 dari Kesultanan Banjarmasin. Bangunan masjid didominasi dengan bahan kayu dari lantai hingga atapnya. Terdapat 36 tiang penyangga dan empat diantaranya merupakan tiang utama (saka guru) yang berada di tengah ruangan. Masjid ini memiliki percampuran arsitektur dari Jawa dengan bentuk atap tumpang dan atap limas tiga susun berbentuk segitiga sama kaki, kemudian Kalimantan dengan bangunan tipe rumah panggung serta penggunaan kayu ulin, dan Cina melalui peletakan bedug yang digantung di serambi (Sulaiman, 2014).



Kontributor

Apriyanto

Arsitek lulusan Universitas Palangka Raya yang saat ini berpraktik di Kabupaten Kotawaringin Timur. Selain bekerja di bidang arsitektur dari tahun 2005 hingga sekarang, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan seminar dan pelatihan.

Onie D. Sanitha

Dosen Arsitektur Universitas Palangka Raya, Enterpreneur & Doctor Candidate yang lulus dari Atma Jaya Yogyakarta dan melanjutkan studi di Unika Soegijapranata untuk konsentrasi Digital Architecture. Sejak tahun 2020 ia fokus dalam melakukan penelitian penulisan jurnal, dan buku.

Ni Made Bulan Purwani Sudarsana

Mahasiswi semester 5 dari Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya yang juga Koordinator Departemen Hubungan Masyarakat, Himpunan Mahasiswa-Huma Betang. Selain kegiatan Tanju-Tanjung ia juga berpartisipasi dalam beberapa sayembara.

A. Adhityawan Nugroho

Berpraktik dari tahun 1999-2017, lulusan Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro, Semarang ini kini mengabdikan diri sebagai dosen di Politeknik Lamandau dan juga sebagai Direktur.

Andre J. Saragih

Staff Ahli Teknis Bangunan dan Gedung Negara di Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Poltekkes Palangka Raya yang mengawali praktik arsitekturnya sejak lulus dari Jurusan Arsitektur Universtas Palangka Raya. Ia juga menjadi Principal Architect “EL Studio Arch”.


Beberapa kelas Perjalanan Mengenal Indonesia lainnya bisa diakses di bawah ini:

21 Arsitektur Jazirah Leihitu

Berkat Naskah “Hikayat Tanah Hitu” karya Imam Rijali dan buku-buku karya Georg Eberhard Rumphius- lah kita hari ini bisa belajar dan meraba keadaan Pulau Ambon berabad-abad yang lampau khususnya jazirah utara Ambon yang menjadi fokus penulisan buku ini. Hal ini menunjukkan pentingnya sebuah karya tulis dari sebuah kerja penulisan. Apa…

20 Ekspedisi Ketapang: Arsitektur Kayu Tumbang Titi

Suku Dayak Pesaguan adalah salah satu sub-suku Dayak yang secara administratif tersebar di wilayah Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Penamaan Suku Pesaguan berasal dari nama aliran sungai; Sungai Pesaguan, di mana kelompok masyarakat ini dulunya bermukim. Dalam suatu permukiman Suku Dayak Pesaguan, terdapat sebuah bangunan yang menjadi hirarki baik dari skala…

19 Ekspedisi Tanju Tanjung Arsitektur : Pemukiman Dayak Tomun di Delang & Kinipan

Sekitar 500 tahun lalu, saudagar dari Sumatera Barat singgah di perairan bagian selatan Kalimantan Tengah. Tujuan awal berdagang itu bergeser hingga kemudian menikahi gadis Dayak. Keturunan mereka pun dikenal kemudian sebagai Dayak Tomun. Saudagar tersebut adalah keturunan Raja Pagaruyung yang bergelar patih, namanya Malikur Besar Gelar Patih Sebatang Balai Seruang.…

Loading…

Something went wrong. Please refresh the page and/or try again.