16 Rumah Tradisional Melayu

Proses penyebaran suku Melayu di Kalimantan Barat diawali dengan adanya penyebaran agama Islam dari pusat Kerajaan Sambas dengan menyusuri Sungai Kapuas. Berdirinya Kesultanan Pontianak diprakarsai oleh Syarif Abdurrahman Alqadrie yang berlayar untuk mencari tempat permukiman baru. Pada tanggal 23 Oktober 1771 M, rombongan Abdurrahman Alqadrie berlabuh di tepian Sungai Kapuas, membangun surau yang kelak menjadi Masjid Jami’, serta mulai mempersiapkan permukiman yang menjorok ke darat sekitar 800 meter dari surau tersebut. Permukiman inilah yang kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Pontianak.

Perkembangan daerah Pontianak membuat jalur pelayaran dan perdagangan semakin menarik bagi para pedagang asing untuk berlabuh di Kota Pontianak. Tidak sedikit para pedagang yang kemudian tertarik untuk bermukim di Pontianak setelah mendapat izin dari sultan. Para pedagang kemudian bermukim di pesisir sungai sekitar pusat pemerintahan Kesultanan Pontianak. Penamaan kampung berorientasi pada daerah atau negara asal pedagang dan, seperti Kampung Bugis, Kampung Bansir, Kampung Kamboja, Kampung Kuantan, Kampung Mariana, Kampung Tambelan Sampit, dan sebagainya.

Umumnya dalam proses pembangunan rumah tradisional Melayu sangat memperhatikan syariat Islam. Letak ruang kaum pria berbeda dengan ruang wanita. Bangunan tradisional Melayu umumnya berbentuk persegi panjang dan terdiri ada dua bagian, yaitu rumah induk dan rumah anak. Setiap aspek bangunan tradisional Melayu, seperti aspek struktur bangunan rumah panggung, tata ruang dalam dan luar bangunan, serta sistem pintu, jendela, dan ventilasi yang unik memungkinkan sirkulasi udara silang, sehingga udara segar dapat mengalir ke dalam rumah.



Kontributor

Elicia Javiera

Sebelum lulus dari Arsitektur Universitas Tanjungpura, Elicia dan tim dalam PELANTAR: Penelusuran Arsitektur Kalimantan Barat 2020 berhasil mendokumentasikan arsitektur vernakular Melayu di Kota Pontianak. Selama masa studi, ia suka mengekspresikan ide-ide desain melalui sayembara skala nasional maupun internasional dan meraih beberapa penghargaan juara. Selain kini aktif sebagai arsitek, sejak tahun 2020 Elicia merupakan founder dan…

Arif Affandi

Arif saat ini aktif bekerja sebagai freelancer di bidang arsitektur. Saat berkuliah di Universitas Tanjungpura, Arif bersama tim PELANTAR: Penelusuran Arsitektur Kalimantan Barat 2020 telah melakukan dokumentasi terkait bangunan arsitektur vernakular Suku Melayu di Kota Pontianak. Ketertarikan Arif dalam bidang arsitektur yakni pada visualisasi 3D dan rendering.

Windi Guswirno Hedi

Windi saat ini bekerja di bidang arsitektur dan seni dan merupakan lulusan Jurusan Arsitektur Universitas Tanjungpura. Pada tahun 2020 ia pernah melakukan dokumentasi terkait bangunan arsitektur Melayu di Kota Pontianak bersama tim PELANTAR: Penelusuran Arsitektur Kalimantan Barat 2020. Selain melakukan aktifitas desain, ia juga aktif melakukan kegiatan sketsa arsitektur dan urbansketch.


Beberapa kelas Perjalanan Mengenal Indonesia lainnya bisa diakses di bawah ini:

21 Arsitektur Jazirah Leihitu

Berkat Naskah “Hikayat Tanah Hitu” karya Imam Rijali dan buku-buku karya Georg Eberhard Rumphius- lah kita hari ini bisa belajar dan meraba keadaan Pulau Ambon berabad-abad yang lampau khususnya jazirah utara Ambon yang menjadi fokus penulisan buku ini. Hal ini menunjukkan pentingnya sebuah karya tulis dari sebuah kerja penulisan. Apa…

20 Ekspedisi Ketapang: Arsitektur Kayu Tumbang Titi

Suku Dayak Pesaguan adalah salah satu sub-suku Dayak yang secara administratif tersebar di wilayah Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Penamaan Suku Pesaguan berasal dari nama aliran sungai; Sungai Pesaguan, di mana kelompok masyarakat ini dulunya bermukim. Dalam suatu permukiman Suku Dayak Pesaguan, terdapat sebuah bangunan yang menjadi hirarki baik dari skala…

19 Ekspedisi Tanju Tanjung Arsitektur : Pemukiman Dayak Tomun di Delang & Kinipan

Sekitar 500 tahun lalu, saudagar dari Sumatera Barat singgah di perairan bagian selatan Kalimantan Tengah. Tujuan awal berdagang itu bergeser hingga kemudian menikahi gadis Dayak. Keturunan mereka pun dikenal kemudian sebagai Dayak Tomun. Saudagar tersebut adalah keturunan Raja Pagaruyung yang bergelar patih, namanya Malikur Besar Gelar Patih Sebatang Balai Seruang.…

Loading…

Something went wrong. Please refresh the page and/or try again.