Kritisisme | Ep. 3 Kritik Arsitektur – Indah Widiastuti

Kritik pada dasarnya adalah sebuah perbincangan. Di mana ada perbincangan, di situ akan ada kritik. Karya arsitektur pun hadir karena ia diperbincangkan, ditransmisikan dari satu subyek ke subyek lain, bagaimana kata-kata bertuah. Kata-kata bisa jadi mantra, bisa jadi kutukan, bisa juga jadi berita, dan yang paling bijak seharusnya kata-kata itu adil.

Jadi kritik yang baik adalah kritik yang adil, supaya terjadi produksi pengetahuan yang bermanfaat. Tugas seorang kritikus itu memberi panduan dengan materi-materi kritiknya tentang hal-hal yang baik, juga hal-hal yang mungkin perlu dihindari.


Video Rekaman Kelas


Pembicara

Indah Widiastuti

Indah Widiastuti adalah Associate Professor di Institut Teknologi Bandung, Keahlian Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur. Ia menyelesaikan studi Sarjana Teknik dan Magister Teknik Arsitektur di ITB, kemudian mengambil gelar Doctor of Philosophy dari Anna University, Chennai dengan Thesis berjudul “Critical study of vernacular settlement-architecture of Kerala in India and Minangkabau…


Testimoni Peserta Kelas

Menarik, membawanya santai dan mendalam

Mieke

Secara keseluruhan cepat dipahami materinya, serasa sharing santai brsma para pemateri walaupun kadang masih sedikit terkendala di jaringan. Terima kasih OMAH Library

Firdha Ludvia


Beberapa kelas Kritisisme lainnya bisa diakses di bawah ini:

Kritisisme | Ep. 2 Sejarah dan Kritisisme – Robin Hartanto

Sejarah adalah sesuatu yang rumit, maka ia bersifat terbuka. Tiap orang bisa memahami dengan pemahaman yang berbeda-beda, dengan pembuktian melalui teks, dokumentasi, dan sebagainya. Kalimat di atas, “the past is a foreign country,” mengumpamakan masa lalu sebagai negara yang asing, di mana untuk mencoba memahaminya, kita perlu mempelajari bahasanya, orang-orangnya,…

Kritisisme | Ep. 1 Teori Dalam Kritisme – Undi Gunawan

Teori dalam bahasa Yunani adalah melihat. Sehingga fungsi teori dapat dikatakan sebagai perangkat untuk menjelaskan sesuatu.Meski demikian, perangkat ini bergantung pada sudut pandang, “alat” untuk memandang. Lantas kondisi saat memandang (baik kondisi si pemandang maupun kondisi di sekeliling si pemandang) sangat mempengaruhi bagaimana si pemandang melihat sesuatu. Sebagai contoh, Nanda…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s