Wacana Nusantara – 07 Tulisan

Menulis adalah kemampuan khusus manusia yang berperan penting dalam mengembangkan peradaban. Sejumlah sifatnya yang khas menjadikan menulis berbeda dengan berbicara. Meskipun keduanya sama-sama bersifat verbal dan bertumpu pada kemampuan linguistik manusia, bahkan tak semua bahasa memiliki sistem penulisan.

Dengan menulis, manusia mengembangkan kemampuan untuk menyimpan atau merekam ujaran melalui suatus sistem lambang yang dapat direkonstruksikan oleh orang lain. Rekaman ujaran ini memungkinkan suatu kalimat melintas ruang dan waktu sehingga dapat menjalin komunikasi secara tidak langsung dalam jangkauan yang luas dan lama,

Walaupun beresiko kehilangan konteks non-verbal (misal: ekspresi wajah, intonasi, bahasa tubuh dari pengujar) maupun berbagai konteks yang melingkupinya. Saat direkonstruksi, tulisan kehilangan asosiasinya dengan pengujar, sehingga ekstremnya, “Pengarang telah Mat setelah menuliskan, karena pengarang pun kemudian akan berposisi sebagai pembaca saat dia merekonstruksi tulisan. Dalam upaya membangun relasi dengan pembaca potensial, suatu tulisan selalu memiliki tujuan dan pesan yang diungkapkan dalam komunikasi tersebut. Dalam ranah arsitektur di Nusantara, sebenarnya, tradisi penulisan sangat terbatas jumlah dan lingkupnya. Penulisan ini mulai muncul jauh sesudah praktik berarsitektur itu sendiri terjadi dalam waktu yang sangat lama.


Testimoni Peserta

Diskusi yang mencerahkan
-Nuruddin Al Akbar-

Ungkapan tentang budaya tulisan dan lisan menjadi hal yang perlu dieksplorasi lebih lanjut, terlebih bagi beberapa daerah yang hampir tidak ada lagi peninggalan budaya yang dapat diterjemahkan untuk kondisi saat ini
-Muhammad Alfreno Rizani, ST-

Materi2 dan diskusi nya sangat menarik…tp mgkn perlu ada penanggap, mgkn dari panelis lain sehingga pemahaman kt tdk dibawa pd logika subjektivitas dr 1 panelis saja. Mis. P Revi bs menanggap materi mas Anas atau sebaliknya. Terima kasih
-Uray Fery Andi-


Revianto B Santosa

Revianto Budi Santosa bercita-cita menjadi dalang sebelum akhirnya mempelajari arsitektur di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas McGill MontrÈal, dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Sejak tahun 1992 mengajar di Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia. Bapak dua anak ini menulis buku Kotagede: Life between Walls; Trusmi: Berarsitektur yang Tak Abadi; Omah: Membaca Makna Rumah Jawa; dan…


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s