Rangkuman oleh Hanifah Sausan N
Dirangkum dari kuliah tanggal 07.10.2021, diisi oleh Albert Pramono, moderator: Realrich Sjarief, host: Hanifah Sausan N
Fenomena global warming merupakan masalah yang amat serius bagi seluruh umat manusia karena selain berujung pada climate change dan berbagai bencana alam, juga mengakibatkan krisis pangan, air, energi, dan hal-hal primer lainnya. Penyebabnya amat kompleks, tidak hanya akibat satu sektor, tetapi merupakan perpaduan berbagai macam faktor/bidang. Albert Pramono dengan kepeduliannya terhadap lingkungan, menjadikan global warming sebagai fokus masalah yang ingin diatasi melalui beberapa bidang perusahaan yang ia kelola, juga berkolaborasi dengan tim ahli dari bidang lainnya.
Belajar dari studi yang ia temui tentang pertumbuhan vegetasi, daripada menciptakan situasi/lingkungan yang sesuai dengan karakter tanaman, mengapa tidak merekayasa tumbuhan agar bisa tetap tumbuh walau dalam kondisi yang tidak ideal? Apalagi dengan perubahan iklim yang perlahan tapi pasti mengacaukan keteraturan di bumi. Dengan prinsip yang mirip, Albert memadukan alam, desain, dan teknologi untuk merekayasa berbagai tipologi fasilitas dan menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik.
Awalnya dimulai dari keresahan terhadap pertanian urban di Indonesia yang belum menunjukkan hasil optimal, Albert menginisiasi unit-unit vertical garden dengan sistem modular, dilengkapi sistem perairan otomatis yang dibuat secara pre-fabrikasi sehingga cukup dirangkai di tapak dan mudah untuk dibongkar apabila fungsi lahan berubah. Sistem modular pre-fabrikasi juga mempermudah pengembangan dan mengurangi jejak karbon di tapak. Model ini kemudian ia terapkan dalam desain lain, seperti kabin hotel dan micro coffee shop, disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan masing-masing tipologi.
Adalah proyek pertama yang memadukan pangan, pertanian, teknologi, ekonomi, dan wisata. Albert ingin memperkenalkan pertanian organik yang dibantu dengan sistem otomatisasi kepada anak muda sebagai generasi produktif, sehingga fasilitas diaktivasi dengan desain cafe (modular pre-fabrikasi) dan taman bunga matahari yang menarik. Sistem voucher terusan untuk masuk fasilitas sekaligus menyantap hidangan pada akhirnya mengantarkan pengunjung untuk berkenalan dengan menu-menu dari olahan pangan organik yang berasal dari kebun sekeliling cafe.
Bermula dari upaya untuk menghadirkan pertokoan retail yang terintegrasi dengan alam, dan untuk mengurangi penggunaan AC pada ruang sirkulasi, Kumolo Compound didesain menggunakan unit-unit toko modular pre-fabrikasi yang terpisah satu sama lain dengan variasi pada atap untuk memberi keunikan bagi tiap retail. Ketika pandemi dimulai, tempat ini menjadi ruang yang cocok untuk berkegiatan outdoor sambil tetap menjaga protokol kesehatan, khususnya social distancing.
Sembari melakukan pengembangan di bidang teknologi bangunan, Albert juga menginisasi usaha budidaya tanaman yang mudah dirawat dan tidak sekadar menjadi penghias, tetapi memiliki fungsi lebih seperti bisa dimakan atau memproduksi oksigen lebih banyak. Melalui Kinetik Farm PIK, ia juga ingin mengembangkan tanaman pangan yang juga sekaligus dapat digunakan sebagai vegetasi lanskap kota. Di Kinetik Mushroom, Albert mencoba menghadirkan ruang pembiakan jamur yang efektif menggunakan unit modular yang dapat di-inject ke ruang-ruang negatif kota seperti kolong jembatan untuk menambah suplai pangan.
Cross-field design telah menjadi norma baru bagi beberapa negara di dunia. Paviliun Singapura untuk World Expo di Dubai menjadi contoh baik untuk kasus ini dengan menghadirkan taman vertikal di tengah kota padang pasir, dirancang oleh WOHA dan bekerjasama dengan arsitek lanskap, mengintegrasikan konstruksi modular, grow light, dan teknologi AI untuk menciptakan kelembaban. Di bidang rekayasa biologi, penemuan CIRSPR (teknologi DNA Editing) membuka banyak kemungkinan untuk menciptakan varietas tanaman yang lebih unggul, baik itu untuk pangan, produksi oksigen, maupun bahan bangunan. Dan masih banyak teknologi rekayasa cross-field lainnya yang akan menjadi masa depan pembangunan global.
Albert banyak berkutat dengan persoalan primer, tetapi dengan keterampilan problem solving dan design thinking, ia mampu berkontribusi menyelesaikan banyak masalah sekaligus. Albert memiliki keberanian untuk meng-inject ide-ide baru. Hal-hal bersifat teknis akan mengikuti sesuai tujuan yang ingin dicapai dengan bantuan kolaborasi lintas bidang atau cross-field design. Albert memahami seberapa cepat dunia berubah akibat pergerakan manusia dan perubahan iklim. Upaya yang dilakukan bersifat eksperimental sehingga tentu mengalami trial & error, tetapi sebuah upaya yang harus dimulai sejak sekarang.