Nusantara bagaikan air danau yang jernih ditempat yang sepi dan sunyi namun penuh dengan kesegaran alam. Air danau yang tenang karena dalam, jernih karena tanpa polusi pikiran dan kehendak-kehendak kotor. Air danau yang mencerminkan segala tingkah laku kita. Air danau yang menyerap dan memantulkan apa yang kita pikir dan kerjakan.
.
Kita tidak dapat bercermin pada sungai kecil yang dekat dengan mata air, karena dangkal dan penuh riak, walau masih murni dan tidak terkontaminasi. Kita juga tidak dapat bercermin dengan baik di air yang kotor yang penuh dengan kotoran dan sampah.
Air danau yang dalam dan tenang tidak beriak, serta alam yang asri penuh pepohonan sehingga udara disekitar menjadi amat sejuk penuh dengan oksigen sehat, disitulah – mungkin – kita bisa bercermin dan belajar tentang nusantara. Nusantara bukan tentang logika rumit. Nusantara bukan tentang kesejarahan yang runtut dan tersistematis. Nusantara bukan tentang pertarungan pengaruh. Bukan hanya tentang itu semua, tapi justru di dalam nusantara terdapat sebuah sikap rajin dan sebuah kejujuran dan kemurnian hati. Sebuah refleksi personal.
Testimoni Peserta
Menjadi pengalaman menarik untuk saya hari ini, ketika diingatkan kembali untuk “merefleksikan diri” dengan kondisi pikiran sejernih mungkin. Semoga Omah bisa menjadi sebuah wadah yang mampu membawa seluruh peserta menjadi orang yang lebih kritis dan aktif dikemudian hari. Sukses selalu untuk Tim Omah Library. Terima kasih untuk sajian tema diskusi yang bergizi untuk asupan jiwa-jiwa yang kesepian ini.
-Claudy Noor Fathia-
Keren! Teruslah menyajikan materi yang berat dan mendalam dengan kemasan yang menyenangkan. Topik yang disajikan OMAH tidak mainstream, tapi justru mampu menarik arsitek milenial dan menyadarkan bahwa topik tsb sebagai pondasi arsitektur masa kini. Sukses. Ditunggu bahasan seru selanjutnya.
-Teva Delani Rahman-