Rekonstruksi budaya adalah memahami aspek adaptasi, perubahan, serta apa yang bertahan pada suatu karya budaya silam. Dalam hal ini, artefak sebagai karya (produk) budaya merupakan hasil gagasan dan proses tingkah laku. Terutama perihal interaksi manusia terhadap keseluruhan aspek karya budaya. Demikian halnya bangunan sebagai artefak dan materi budaya; yang secara langsung berkenaan dengan perilaku manusia dan budayanya.
Mencakup latar, teknis, dan hasil akhir pada bangunan itu. Maka, upaya rekonstruksi dalam arkeologi merupakan pula penyusunan dan penanganan data (restorasi, renovasi, revitalisasi); menyangkut segala aspek tersebut di atas. Untuk memberikan manfaat penting bagi kehidupan sekarang dan ke depan.
Testimoni Peserta
Cukup menyenangkan karena banyak ilmu dan pemikiran yang sebelumnya tidak terpikirkan
-Arwani Hasbullah A.-
Mantap….sangat menarik dalam penyampaiannya
-Niniek Anggriani-
Menambah wawasan baru tentang perlunya integrasi dan kontekstualisasi ilmu
-Nuruddin Al Akbar-
Banyak keterkaitan antara budaya dan arsitektur, hanya saja memang kajian terkait hal tersebut kurang kaya… semoga ke depannya bisa saling berdiskusi dan bertukan pikiran lebih lanjut untuk merumuskan wacana nusantara secara berkelanjutan
-Muhammad Alfreno Rizani-
Materi yang menarik untuk dikaji kembali terkait keberadaan hal tersebut ditinjau dari waktu dan maknanya
-Muhammad Alfreno Rizani, ST-
Mitu M. Prie
Mitu M. Prie adalah seorang konsultan independen untuk komunikasi seni budaya, praktisi arkeologi, penulis, dan pengajar tamu. Lulusan Arkeologi, Universitas Indonesia pada tahun 1984. Lalu, bekerja di Pusat Penlitian Arkeologi Nasional, Jakarta, yang di tahun 1988 la mengawali profesi sebagai praktisi komunikasi Mulai dari public relation, video production, periklanan selama bertahun-tahun, multi media, dan pertelevisian…
OMAH Akademi 