OMAH Akademi

OMAH Akademi

Halo! Selamat datang!

Di sini, teman-teman dapat menemukan Arsip Kelas Wacana Arsitektur yang bisa diakses secara gratis. Semoga arsip-arsip ini dapat membantu teman-teman dalam menambah wawasan dan memperdalam diskursus arsitektur di Indonesia!


OMAH Bookstore

Semangat literasi membawa OMAH untuk terus maraton memproduksi buku-buku arsitektur. Hal demikian dilakukan OMAH dengan semangat berbagi, untuk menyebarluaskan pengetahuan serta menjawab persoalan-persoalan yang terjadi di ranah arsitektur, bagaimana membaca konteks, menciptakan desain dengan metode tertentu, hingga implementasi karya arsitektur itu sendiri. Untuk memudahkan akses literasi arsitektur Indonesia, OMAH menerbitkan tulisan dan wacana beberapa sarana salah satunya buku OMAH Library, website OMAH, blog Ambigram, dan channel Youtube OMAH. Masing-masing dari medium ini memiliki format konten yang berbeda-beda, namun dengan pesan yang sama, yaitu semangat memberikan wacana di dunia arsitektur.

Buku-buku produksi OMAH Library terbagi menjadi beberapa kategori, antara lain:

  1. Kategori ‘Joint Collaboration With Well Known Platform’
  2. Kategori ‘Untuk Mahasiswa’
  3. Kategori ‘Seri Arsitek Mumpuni Indonesia’
  4. Kategori ‘Metode Desain’
  5. Kategori ‘Diskursus Arsitektur’
  6. Kategori ‘Perjalanan Mengenal Arsitektur Indonesia & Dunia’

Buku-buku di OMAH Library dapat dipesan melalui: bit.ly/OrderOMAH

Back to Top

Arsip Kelas Wacana Arsitektur

Kelas Wacana Arsitektur

Selamat datang Restless Spirits !

Halo rekan-rekan,

Semoga rekan-rekan dalam keadaan sehat dan baik. Kami menyapa rekan-rekan dengan keinginan untuk menyebarkan pengetahuan dan wacana arsitektur. Perpustakaan kami adalah perpustakaan kecil yang bernama Omah, yang mana perpustakaan dengan arti “rumah”.

Di Perpustakaan Omah, kami menemukan orang-orang yang tidak pernah bosan belajar melalui menulis, membaca, dan berdiskusi. Omah juga menjadi titik temu antara berbagai macam kalangan seperti mahasiswa, akademisi, dan praktisi.

Kami juga melakukan penulisan dan penyuntingan buku secara kolaboratif yang diinisiasi dengan diskusi, pengajaran, dan pembelajaran dengan semangat berbagi ilmu. Hal ini membawa kami ke literasi arsitektur di mana Perpustakaan Omah juga bekerja sama dengan platform lain seperti JAAI (Indonesian Architecture Archive Network) untuk meningkatkan apresiasi arsitektur di Indonesia.





Perpustakaan Omah mencoba memulai diskusi di dalam berbagai macam ranah seperti filsafat, sejarah, teori, kritik, kurasi, dan metode melalui pengarsipan, penceritaan, dan penelusuran karya arsitektur.

Sembari menunggu bersua kembali dalam ruang diskursus di Omah, rekan-rekan dapat menyimak 3 acara besar yang baru saja berlangsung di Omah Library. Seperti acara yang membahas mengenai metode desain dalam bentuk Contextual Method, ada pula The Hermits of Architecture yang membahas tentang filosofi dalam berpikir tentang arsitektur. Lalu acara yang membahas semangat dalam berpraktik arsitektur melalui cara yang unik dan spesifik dari masing-masing pembicara, yaitu Genesis of Design Method. Berikut ini kami lampirkan rangkuman terhadap acara-acara tersebut.

  1. Contextual Method
  2. The Hermits of Architecture
  3. Genesis of Design Method


Upfront, an educator must set a good example. In the middle or among students, the teacher must create initiatives and ideas. From behind, a teacher must provide encouragement and direction“,

Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.”
― Ki Hajar Dewantara


Back to Top


Arsip Kelas Wacana

Koleksi Omah + JAAI

Kami mengkurasi beberapa video yang bisa menjadi sarana pembelajaran arsitektur untuk bisa disebarkan dengan mudah. Kelas – kelas wacana ini kami bagi ke dalam beberapa kategori yang akan kami perbaharui kembali. Jadi jangan lupa untuk Rekan – rekan sering- sering mengunjungi website ini.

Sejauh ini ada 4 acara besar yang sudah kami sunting dan publikasikan di OMAH Library seperti:

  • Perjalanan Mengenal Indonesia: Perjalanan Mengenal Indonesia adalah sebuah kelas yang mengupas kisah penjelajahan-penjelajahan tentang arsitektur dan vernakularitas di Indonesia. Kelas ini merupakan hasil kerjasama dari OMAH Library, Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia, dan penjelajah-penjelajah yang mengarungi belantara arsitektur di Indonesia.
  • 7 Do and Don’t: Kelas wacana ini membedah tujuh hal yang boleh dan tidak dilakukan oleh seorang arsitek, meliputi filosofi, sejarah, teori, kritik, kurasi, cara bercerita, dan menulis. Kelas ini merupakan kelas kontemplatif yang membuka wacana kreativitas berpikir secara interpretatif.
  • Kritisisme: Omah Library dengan bangga menyusun rangkaian kelas Kritisisme bersama dengan tiga narasumber yang memaparkan pengalaman mereka dalam mengasah pendekatan kritis terhadap arsitektur, dibagi menjadi tiga bagian: 1. Teori bersama Nanda Widyarta, 2. Sejarah bersama Robin Hartanto, 3. Kritik bersama Indah Widiastuti
  • Wacana Nusantara: Membahas “Nusantara” bersama 11 narasumber dengan 11 sudut pandang berbeda: reposisi, kritisisme, teori, sejarah, kurasi, cerita, tulisan, rekonstruksi – budaya, ruang publik, filosofi dan refleksi.
  • Against Method: Kuliah ini adalah refleksi terhadap tahapan – tahapan melalui proses desain dengan eksplorasi yang optimal. Di antara permutasi dari kemungkinan variasi metode yang ada, kuliah ini merupakan salah satu bentuk di mana sebuah metode melawan strukturnya pemikirannya sendiri, untuk kemudian mempertanyakan, menjawab pertanyaan sendiri, lalu mendapatkan metode yang baru yang merupakan evolusi dari metode sebelumnya.


Against Method

Refleksi Tentang Metode

Di dalam bukunya berjudul Peta Metode Desain yang diterbitkan dalam bentuk e-book pada bulan Mei 2020, Agustinus Sutanto menarasikan metode desain arsitektur yang terbagi ke dalam 4 wilayah: Dunia Seni, Dunia Sains, Dunia Perilaku, dan Dunia Lingkungan. Keempat dunia ini dapat berdiri sendiri, sekaligus menjadi jembatan antar pengetahuan. Walaupun memaparkan sekitar 30 metode desain yang berbeda-beda, buku adalah pembuka yang menjadikan metode sebagai sebuah pembuka jalan Yang menawarkan sebuah titik tolak imajinasi pembaca akan penelusuran perjalanannya masing-masing.

Di antara permutasi dari kemungkinan variasi metode yang ada, kuliah ini merupakan salah satu bentuk di mana sebuah metode melawan strukturnya pemikirannya sendiri, untuk kemudian mempertanyakan, menjawab pertanyaan sendiri, lalu mendapatkan metode yang baru yang merupakan evolusi dari metode sebelumnya. Kuliah ini adalah refleksi terhadap tahapan – tahapan melalui proses desain dengan eksplorasi yang optimal.

Against Method

Omah Library dengan bangga menyelenggarakan Against Method. Against Method adalah sebuah sesi membedah pemikiran Agustinus Sutanto yang tertuang dalam buku-buku daring yang ia terbitkan tentang dunia seni, sains, perilaku, dan lingkungan. Kelas ini menjadi refleksi yang membedah tahapan-tahapan proses desain dengan eksplorasi yang optimal.

Kelas Wacana Arsitektur : Wacana Nusantara

Reposisi, Kritisisme, Teori, Sejarah, Kurasi, Cerita, Tulisan,
Rekonstruksi-Budaya, Ruang Publik, Filosofi, Refleksi

Membahas “Nusantara” bersama 11 narasumber dengan 11 sudut pandang berbeda: reposisi, kritisisme, teori, sejarah, kurasi, cerita, tulisan, rekonstruksi – budaya, ruang publik, filosofi dan refleksi.

Ada beberapa cara untuk membicarakan arsitektur, salah satunya adalah dengan berwacana melalui cara-cara yang kontemplatif; melihat ke dalam diri sendiri dengan melibatkan pengalaman nyata, dan melakukan proses redefinisi istilah yang menjadi sifat dasar sudut pandang keilmuan. Kuliah ini adalah cerita berbagi pengalaman pribadi setiap narasumber di dalam proses memahami tiap-tiap bagian wacana. Wacana di dalam arsitektur bisa diibaratkan sebagai sebuah sistem berpikir, ide-ide atau pemikiran yang membentuk kemampuan untuk menalar. Wacana menghadirkan percakapan subjek-subjek melalui medium referensi, esai, bahasa dan praktik yang berpotensi melahirkan perspektif baru. Wacana adalah kunci untuk membuka pintu kreativitas di dalam dunia arsitektur.

“Nusantara” tidak seharusnya menjadi hal yang kaku, terlebih beku. Justru sebaliknya, proses perdebatan panjang diperlukan dalam meramu benang merah tentang apa, untuk siapa, atau bagaimana seharusnya arsitektur dikibarkan di bumi Indonesia. Sebuah celah potensi demi terciptanya sebuah perubahan, atau inovasi bagi arsitektur Indonesia yang mengakar.Bentuk adalah hasil dari produksi pengetahuan arsitektur. Untuk memproduksi pengetahuan arsitektur melalui bentuk diperlukan pemahaman mengenai mengapa satu bentuk dibuat, dan apa dampak dari bentuk tersebut.

11 Wacana Nusantara yang dibahas:

Wacana Nusantara

“Nusantara” tidak seharusnya menjadi hal yang kaku, terlebih beku. Justru sebaliknya, proses perdebatan panjang diperlukan dalam meramu benang merah tentang apa, untuk siapa, atau bagaimana seharusnya arsitektur dikibarkan di bumi Indonesia. Sebuah celah potensi demi terciptanya sebuah perubahan, atau inovasi bagi arsitektur Indonesia yang mengakar.Bentuk adalah hasil dari produksi pengetahuan arsitektur. Untuk memproduksi pengetahuan arsitektur melalui bentuk diperlukan pemahaman mengenai mengapa satu bentuk dibuat, dan apa dampak dari bentuk tersebut.

Back to Top

Kelas Wacana Arsitektur : Kritisisme Lanjutan

Sejarah, Teori, Kritik Arsitektur

Dalam mengasah kritisisme, dibutuhkan tiga buah dasar pengetahuan berupa teori, sejarah, dan kritik. Pada kisah Theseus yang menghadapi Minotaur, kita semua tampaknya seakan terwakilkan oleh Theseus yang sedang mencari jalan di balik derasnya lautan informasi yang begitu luas pada masa seperti sekarang ini. Berbekal senjata dari Ariadne yang sangat mencintainya, ibarat seorang guru bijaksana yang sepenuhnya percaya, yang percaya bahwa kita dapat menempuh tantangan yang ada.

Pengetahuan teori membuat kita lebih yakin dalam menempuh labirin informasi tersebut sampai ke titik tengahnya untuk mengalahkan sang Minotaur. Gumpalan benang yang diikatkan Theseus meninggalkan jejak perjalanannya, seperti hal nya pengetahuan sejarah yang menjadi tuntutan perubahan atau inovasi dalam arsitektur.

Hingga pada akhirnya berhadapan dengan Minotaur, pertarungan sengit diakhiri dengan menusukkan sebuah pedang ke dada sang monster, seperti halnya sebuah wacana kritik yang menjadi sarana untuk menilai dan memahami secara lebih tajam dan mendalam.

Kritisisme bukanlah sebuah tindakan adu kebenaran, karena pada akhirnya, Minotaur yang dikalahkan merupakan representasi dari diri kita sendiri. Meyakini bahwa self-criticism dibutuhkan untuk menyadari bahwa sebuah perubahan akan terjadi seiring dengan transformasi diri.

Omah Library dengan bangga menyusun rangkaian kelas Kritisisme bersama dengan tiga narasumber yang memaparkan pengalaman mereka dalam mengasah pendekatan kritis terhadap arsitektur, dibagi menjadi tiga bagian:

  • Teori bersama Nanda Widyarta
  • Sejarah bersama Robin Hartanto
  • Kritik bersama Indah Widiastuti

Kritisisme

Omah Library dengan bangga menyusun rangkaian kelas Kritisisme bersama dengan tiga narasumber yang memaparkan pengalaman mereka dalam mengasah pendekatan kritis terhadap arsitektur, dibagi menjadi tiga bagian: Teori bersama Nanda Widyarta, Sejarah bersama Robin Hartanto, Kritik bersama Indah Widiastuti.

Back to Top

Perjalanan Mengenal Indonesia

JAAI + Omah

Perjalanan Mengenal Indonesia merupakan wadah berbagi dari JAAI dan Omah Library untuk pergerakan arsitektur di Indonesia yang turut memperkaya arsitektur Indonesia, memperkaya keindahan jejak emosi manusia dalam arsitektur, dan memberlanjutkan pengetahuan, kecakapan, dan kecerlangan lokal Arsitektur Indonesia. Wadah ini terbentuk didasari oleh cita – cita menghidupkan pengarsipan perkembangan arsitektur di Indonesia melalui kegiatan dokumentasi yang berbasis kerja kuratorial akar rumput dengan semangat kolegial dan prinsip kesetaraan. Kegiatan ini telah berjalan lebih dari satu tahun tepatnya 2020 silam, Beberapa topik pembahasan dan narasumber pun sangat beragam, mulai dari mahasiswa hingga Akademis. Begitupula dengan objeknya, berjalan melintasi tempat dan waktu. Mulai dari arsitektur yang ada di Kalimantan, Sulawesi, Flores, Maluku, hingga Jawa maupun era yang pernah terjadi di Indonesia.

Kami mengundang sahabat – sahabat sekalian yang memiliki ketertarikan pada kegiatan pendokumentasian arsitektur di Indonesia untuk berbagi dan berdiskusi. Membagikan apa yang pernah dilihat, dikaji maupun sudut pandang tentang perkembangan arsitektur di Indonesia.
.
Pada akhirnya JAAI dan Omah Library bercita-cita akan pergerakan Arsitektur Indonesia yang turut memperkaya Arsitektur Indonesia, memperkaya keindahan jejak emosi manusia dalam arsitektur, dan memberlanjutkan pengetahuan, kecakapan, dan kecerlangan lokal Arsitektur Indonesia.

Sejauh ini sudah ada 11 dokumentasi yang sudah kami himpun yang kawan – kawan bisa nikmati sebagai hasil dari arsip pengetahuan setempat. .

Perjalanan Mengenal Indonesia

Perjalanan Mengenal Indonesia adalah sebuah kelas yang mengupas kisah penjelajahan-penjelajahan tentang arsitektur dan vernakularitas di Indonesia. Kelas ini merupakan hasil kerjasama dari OMAH Library, Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia, dan penjelajah-penjelajah yang mengarungi belantara arsitektur di Indonesia.

Back to Top

Kelas Wacana Arsitektur : 7 Do and 7 Don’t

Kritik, Sejarah, Teori, Kurasi, Cerita, Tulisan, dan Filosofi

Pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia, tepatnya pada saat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar, OMAH Library mengadakan acara kelas Wacana Arsitektur “Do and Don’t” bersama tujuh narasumber terkait dengan filosofi, sejarah, teori, kritik, kurasi, cara bercerita, dan menulis. Rangkaian kuliah membahas mengenai salah satu cara untuk membicarakan arsitektur, yaitu dengan berwacana. Hal ini merupakan sebuah cara kontemplatif, melihat ke-dalam diri sendiri yang melibatkan pengalaman nyata ke dalam proses redefinisi sebuah istilah dan sifat dasar sebuah sudut pandang ilmu. Kuliah ini adalah cerita berbagi pengalaman pribadi setiap narasumber di dalam proses memahami tiap-tiap bagian wacana.

Wacana di dalam arsitektur bisa diibaratkan sebagai sebuah sistem berpikir, ide-ide, pemikiran yang membentuk sebuah kemampuan untuk menalar. Wacana melibatkan percakapan subjek-subjek yang melibatkan referensi, esai, bahasa, praktik yang terkait dengan sebuah perspektif. Dan akhirnya wacana akan membuka kreativitas di dalam dunia arsitektur. “Do and Don’t” bukan berarti peraturan, namun kemampuan menelisik hal-hal yang memiliki potensi untuk terciptanya sebuah perubahan, atau inovasi di dalam dunia arsitektur. OMAH Library mengadakan rangkaian kuliah yang dapat dipahami ke dalam tujuh bagian.

Seven Discourses: Do and Don’t

Kelas wacana ini membedah tujuh hal yang boleh dan tidak dilakukan oleh seorang arsitek, meliputi filosofi, sejarah, teori, kritik, kurasi, cara bercerita, dan menulis. Kelas ini merupakan kelas kontemplatif yang membuka wacana kreativitas berpikir secara interpretatif.

Diampu oleh M. Nanda Widyarta, Setiadi Sopandi, Undi Gunawan, Eka Swadiansa, Revianto B. Santosa, Apurva Bose Dutta, Johannes Adiyanto.

Back to Top

Kelas Wacana Arsitektur : Bentuk | Form

Theory, Origin, Technique, Critique, Culture, Philosophy, dan Meaning

Bentuk adalah hasil dari produksi pengetahuan arsitektur. Untuk memproduksi pengetahuan arsitektur melalui bentuk diperlukan pemahaman mengenai mengapa satu bentuk dibuat, dan apa dampak dari bentuk tersebut.

Webinar OMAH Library yang berjudul “Form | Rahasia dibalik sebuah bentuk” membahas bentuk dari sudut pandang teori arsitektur, asal mula (origin), teknik merangkai bentuk, kritik terhadap bentuk, metode desain sekaligus konteks alam dan budaya, filosofi dan pemaknaan. Berbagai sudut pandang ini memberikan peta bagaimana perjalanan sesorang menelusuri perjalanan proses membentuk bentuk. Kelas Bentuk terbagi menjadi 7 bagian dan mengundang beberapa pengisi acara pada masing-masing kelas.

Bentuk | Form

Bentuk adalah hasil dari produksi pengetahuan arsitektur. Untuk memproduksi pengetahuan arsitektur melalui bentuk diperlukan pemahaman mengenai mengapa satu bentuk dibuat, dan apa dampak dari bentuk tersebut.

Webinar ini membahas bentuk dari sudut pandang teori arsitektur, asal mula (origin), teknik merangkai bentuk, kritik terhadap bentuk, metode desain sekaligus konteks alam dan budaya, filosofi dan pemaknaan. Berbagai sudut pandang ini memberikan peta bagaimana perjalanan sesorang menelusuri perjalanan proses membentuk bentuk. Beberapa pembicara yang akan mengisi acara ini adalah Undi Gunawan, Johannes Widodo, Ryadi Adityavarman, Boonserm Premthada, Johannes Adiyanto, dan Revianto Budi Santosa.

Back to Top

Kelas Wacana Arsitektur : Contextual Method

Village, Context, Interiority, Fabrication, Bamboo, Build

Singgih Kartono, Eko Prawoto, Keat Ong, Albert Pramono, Defit Wijaya, Elora Hardy, Markus Roselieb, Paulus Mintarga

Contextual Method / Metode Kontekstual membahas desain dari sudut pandang latar konteks dan metode desain dari panelis-panelis yang memiliki pengalaman khusus yang telah mereka pupuk hingga sekarang.

Sesi kelas Wacana ini membahas metode kontekstual yang dihadapi masing-masing panelis dan mengelaborasikannya kedalam keahlian masing masing secara reflektif dan terbuka.

Kelas ini terbagi menjadi 7 bagian dan mengundang beberapa pengisi acara pada masing-masing kelas.

  • Creativity in Village – Singgih Kartono
  • Being Creative + Critical in Context – Eko Prawoto
  • Interiority, Injecting Architecture – Keat Ong
  • Future Fabrication – Albert Pramono
  • Redefining Bamboo – Elora Hardy + Defit Wijaya
  • Bamboo Engineering The Next Context – Markus Roselieb
  • Berkelanjutan (Sustainable) – Paulus Mintarga

Contextual Method

Contextual Method / Metode Kontekstual membahas desain dari sudut pandang latar konteks dan metode desain dari panelis-panelis yang memiliki pengalaman khusus yang telah mereka pupuk hingga sekarang.

Sesi kelas Wacana ini membahas metode kontekstual yang dihadapi masing-masing panelis dan mengelaborasikannya kedalam keahlian masing masing secara reflektif dan terbuka.


Kelas Wacana Arsitektur : Hermits of Architecture

Introduction Nous – Techne – Episteme – Phronesis – Sophia


Indah Widiastuti, Nanda Widyarta, Undi Gunawan, Revianto B. Santosa, I Nyoman Gede Mahaputra

Bagi yang sedang galau, ingin menemukan posisi diri dibalik lingkungan tempat kita berkarya & berkontribusi, Ingin mengetahui cara untuk menemukan identitas diri. Kelas Wacana ini dapat menjadi jawaban atas permasalahan tersebut.

Kelas Wacana Hermits of Architecture berisi tentang cara – cara di dalam memikirkan arsitektur yang dapat membuka wawasan dan langkah-langkah audience untuk memupuk kesadaran, akan memperkuat akar yang sangat diperlukan dalam berpraktik arsitektur di era global ini.

Kelas ini terbagi menjadi 5 bagian dan mengundang beberapa pengisi acara pada masing-masing kelas. Kelima proses berpikir ini menumbuhkan inovasi di diri masing-masing sesuai dengan kekhasannya.

Introduction – Nous – Indah Widiastuti
Techne – Nanda Widyarta
Episteme – Undi Gunawan
Phronesis – Revianto B. Santosa
Sophia – I Nyoman Gede Mahaputra

Bentuk | Form

Contextual Method / Metode Kontekstual membahas desain dari sudut pandang latar konteks dan metode desain dari panelis-panelis yang memiliki pengalaman khusus yang telah mereka pupuk hingga sekarang.

Sesi kelas Wacana ini membahas metode kontekstual yang dihadapi masing-masing panelis dan mengelaborasikannya kedalam keahlian masing masing secara reflektif dan terbuka.



The Story of Style

Perubahan gaya arsitektur pada tiap eranya menandakan manusia telah memasuki babak baru dalam hidupnya. Tidak hanya itu, cara pandang atau pemahaman manusia dan perkembangan teknologi industri juga turut berubah secara global. Sebut saja pengaruh perang dunia kedua sebagai awal munculnya modernisme. Kemudian, setelah masa-masa perang dan kolonialisme yang turut Indonesia alami pada saat itu, bangunan rumah tropis Indonesia terpengaruh gaya arsitektur kolonial (Belanda). Perubahan kemudian berlanjut dengan munculnya arsitektur Jengki sebagai ekspresi kemerdekaan arsitek-arsitek lokal yang terlepas dari masa penjajahan dan pengaruh arsitektur kolonial.

OMAH Library telah mengadakan kelas The Story of Style yang mengundang 4 narasumber. Kelas ini membahas gaya-gaya arsitektur seperti modernisme, posmodernisme, regionalisme, dan lainnya sebagai perkembangan gaya arsitektur yang mempengaruhi arsitektur Indonesia dan bagaimana arsitektur Indonesia mengembangkan pengaruhnya secara global.

Kelas ini terdiri dari 4 bagian yang pada tiap bagiannya terdiri dari 2 sesi oleh 2 narasumber.

1 MODERNISME
-Oksidental Modern oleh Eka Swadiansa
-Dari Dunia untuk Bali oleh I Gede Mahaputra

2 POSMODERNISME
-Oksidental Posmodern oleh Eka Swadiansa
-Spekulasi Dekonstruksi oleh Altrerosje. A. Ngaswoto

3 REGIONALISME
-Oksidental Regional Kritis oleh Altrerosje. A. Ngaswoto
-Spekulasi Konstruksi Kayu oleh M. Cahyo Novianto

4 REFLEKSI
-Spekulasi Jengki oleh M. Cahyo Novianto
-Dari Bali untuk Dunia oleh I Gede Mahaputra

Kelas ini akan membahas satu-persatu perjalanan arsitektur mulai dari modernism, postmodernism, regionalism hingga refleksi yang akan dibawakan oleh pembicara-pembicara yang tentunya seru dan menarik. Beliau-beliau beserta pengalamannya di dunia arsitektur akan membawa teman-teman melompat lebih jauh, melihat betapa luasnya sejarah arsitektur, dan membuat teman-teman lebih haus lagi akan arsitektur.


Back to Top

About Omah Library + JAAI

Siapa saja kontributor perpustakaan Omah + JAAI ?

Setiap restless spirit, jiwa-jiwa yang gelisah dalam berarsitektur di perpustakaan Omah, telah banyak berkontribusi untuk ruang kami dan wacana arsitektur yang terjadi di dalam setiap diskusi sejak tahun 2015 sampai tahun 2021.

Kontribusi para restless spirit yang tercatat di bawah ini memiliki dampak signifikan berupa pertanyaan kritis untuk berdiskusi, berinterpretasi, berpameran yang memancing sesi acara, ataupun diskusi intensif yang terjadi di perpustakaan Omah dan kerjasamanya dengan JAAI. Setiap kontribusi mereka menjadi titik mula (benih) sekaligus titik temu (jembatan) sebagai alat untuk membina ekosistem arsitektur bersama – sama. Kami ucapkan banyak terima kasih untuk kegelisahan, energi, rasa yang diberikan di perpustakaan kecil kami dengan mencantumkan nama – nama mereka disini.

Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia

JAAI adalah sebuah gerakan akar rumput yang bertujuan untuk mengumpulkan arsip arsitektur Indonesia dari kita, untuk kita, oleh kita Indonesia yang diinisasikan Mohammad Cahyo Novianto. JAAI dibentuk dari prinsip kolegial, orang – per orang dengan prinsip kesetaraan dengan semangat pembaharuan untuk terus belajar dari arsip arsitektur Indonesia. JAAI adalah kerja bersama, sebuah kerja gotong royong untuk masa depan arsitektur Indonesia yang dimulai dengan dokumentasi dan pemetaan terhadap arsitektur tradisional dan arsitektur masa kini. JAAI mengajak rekan-rekan untuk bersama-sama merajut semangat kebhinekaan, gotong royong, tradisi, bahan, dan ketukangan untuk berbagi bersama dalam suatu cita-cita besar Arsitektur Indonesia. JAAI bersama OMAH Library mendorong semangat pengarsipan secara kolegial, bergotong-royong yang dimulai dari pengarsipan, dokumentasi dan pemetaan terhadap diskursus arsitektur yang ada di Indonesia.


Contributors of Omah Library + JAAI | Kontributor Perpustakaan Omah + JAAI | 2015 – 2021

Abidin Kusno
Achmad D Tardiyana
Achmad Noerzaman
Achmad Tardiyana
Adelia Putri Octavini
Adetia Pratiwi
Adhi Moersid
Adi Pura Tannato
Adi Purnomo
Adrian Emmanuel
Adrin M. R. Taufik
Agustinus Sutanto
Ahlal Jannata
Ahlal Jannata Firdausi
Ahmad Djuhara
Ajeng Herdiana Putri
Albert Lionggo
Alia Swastika
Alifian Kharisma
Altrerosje Asri
Alvar Mensana
Amanda Khalim
Amelia M. Djaja
Ami Pertiwi Suwito
Amira Amandanisa
Anas Hidayat
Anastasia Widyaningsih
Andhika Prasetya Hartanto
Andra Matin
Andre Simapranata
Andrea Peresthu
Andrew Suhalim
Andy Rahman
Anggita Berliana Hanggara
Anisya Ayu Kusumaningrum
Annisa Ridyasmara
Anton Dwinanto
Apep, Yu sin, Thamrin
Apurva B Dutta
Ardhyasa F Gusma
Ario Andito
Arsitektur Hijau
Ary Indra
Avianti Armand
Ayos Purwoaji
Ayyash Syifa Aradia
Bambang Ega Agha Novita
Bangkit Mandela
Bayu Abimanyu
Bayu Genia Krisbie
Bobby Satria
Bondan Petra
Bondan Petra Diponegoro
Boonserm Premthada
Budi Pradono
Budiman Hendropurnomo
Carla Antoinette
Carolline Permatasari
Caterine Wijaya
Chandra Ramadhan Pamungkas
Charles Barguirdjian
Christian Laurentius
Christiandy Pradangga
Christopher Raynard Satiadarma
Cicilia Solomon
Claudia Cynthia Javanny Jo
Claudia Levina
Cosmas Gozali
Cynthia Margareth
Daisy Corleona Yoval
Damarullah K Bernaung
Daniel Sandjaja
Daniel Yohanes
Danny Wicaksono
Darrundono Koesomodilogo
David Hutama
David Kristiawan
David Sampurna
Davidson Suwongto
Deddy Wahyudi
Defrina Anggraeni
Defry Agatha
Denis Indramawan
Denny Husin
Depanrumah Studio
Desry Nuraini
Devany aulia
Dicky Hendrasto
Dimas Dwi Mukti
Dinar Alam
Dinda Ayu Prameswari
Dody Tansil
Editha Santika
Eileen Clarita Lim
Eka Swadiansa
Eko Prawoto
Eko Purwono
Elisa Sutanudjaja
Ellena Monica
Ellisa Utomo
Emeraldi
Endy Subijono
Enggelina Anugerah
Ephraim Jeshanah
Eric Anathapindika
Erick Kristanto
Evelyn Gasman
Exuen Sugiarto
Fachri Muzaqii
Fadiah Nurannisa
Fanny Rahmasari
Farida Nur Oktaviana
Faried Masdoeki
Fariska Shani Wijaya
Farren Evanee Williady
Febe Margaretha Syandi
Felicia Chloe
Felicia Puspita
Felisa Dikwatama
Fernisia Richtia W
Fernisia Richtia Winerdy
Fiera Alifa
Fiona Gracia
Fiorent Fernisia Richtia
Fitri Umi Maslikah
Franky Simanjuntak
Furqon Badriantoro

Gabriela Utama
Galuh Pramesti
Gayuh Budi Utomo
Georgius Jonathan
Gerald Mulyadi
Gery Lingga
Gindo Yamestian
Glenn Setianegara Halim
Gracia Augusta
Gregorius Antar Awal
Gregorius G. Gerard
Gregorius Jasson
Gregorius Supie Yolodi
Gunawan Saraska Putri Lango
Gunawan Tanuwidjaja
Hardiyanto Agung
Hasan Abd
Helga Swaradita
Hendrick Tanuwijaya
Herby Dewanu
Hikmatyar Abdul Aziz
Hilary Valencia
I Gede Mahaputra
Indah Widiastuti
Indra Dwi Nugraha
Inggrid Samrat
Intan Findanavy Ridzqo
Irianto Purnomo Hadi
Irma Ramadhan
Irving
Ivan Kurniawan Nasution
Ivan Linardi
Jackson Ade Raynald Zai
Jacky
Janice Sanusi
Jascha Vladi Santoso
Jason Hari Boediardjo
Jennifer
Jenny Alvionita
Jeremiah Tiono
Jessica Deviani Putri
Jesslyn
Jimmy Priatman
Jo Wilendra
Johan Raphael Chandra
Johannes Adiyanto
Johannes Widodo
John Lado Gozali

Jolanda Atmadja
Jonathan lesmana
Jordan Ancel
Joshua Luvin
Jovita Lisyani Halim
Julian Palapa
Kamil Muhammad
Kanigara Ubaszti Putra
Kanoasa Akbar
Karisya Adjie
Kartika Gelahara
Kazuyo Morita
Kenneth Aldwin
Kevin Mark Low
Khattiya Hendarta
Kirana Ardya G.
Klaudia Tan
Koichi Tanaka
Komunitas Tadulako Tradisional
Laras Miradyanti
Laras Wartevani
Laudza Az Zahra
Laura Juwita Tansil
Louis Ardian Junus
Louis Osvaldo Xavier
Lystia Regina Suhalim
M Cahyo Novianto
M Iqbal Tawwakal
M Rifki Maulana
M Wildan Nurmanna
M. Alfi
Mahsya Carmennila
Marco Kusumawijaya
Margaretha Syandi
Maria Stephanie
Marsha Celia
Marshall Utoyo
Matthew Kenneth Lauw
Mazebah Siahaan
Meilisa
Michael DS
Michael Pratama
Miftahuddin Nurdayat
Mila Ardiani
Mitsuha Abe
Mitu M Prie
Mondrich Sjarief
Monica Dwiputri
Muhammad Ansar
Muhammad Luthfi Eryando
Muhammad Sagita
Muhammad Thamrin
Munna Dwi Riani
Muqoddas Syuhada
Mutia Amelia Febriana
Mutiara Seprina
Nadia Amira
Nadia R
Nanda Widyarta
Natasia Heindri
Natasya Gunardi
Naudaffal Widdi
Nela Rohmawati
Nelly Lolita Daniel
Nisita Hapsari
Nur Khairani Balqis Afifah
Oliver Victor Wibowo
Olivia Iendah
Oscar Tanudjaja
Pandu Pujo Wicaksono
Petrus Edward Willem Tangkilisan
Prabowo Hanifianto
Priscilla
Priscilla Regita Putri Tunggono
Prof Gunawan Tjahjono
Prof Moh Danisworo
Prof Yandi Andri Yatmo
Prof. Tri Harso Karyono
Putra Wijaya
Putri Ghassani Nurshabrina

Rafael David Pasaribu
Regi Kusnadi
Regina Chandra
Regina F. Amalia
Reinardus Indra Tanata
Relan Masato
Ren Katili
Revano Satria
Revianto B. Santosa
Rewinda Kris Wulan
Rexy Jonathan Rokiyanto
Reza Achmed Nurtjahja
Reza Ambardi Pradana
Rezki Dikaputra
Ricky Purbaya
Rifandi Septiawan Nugroho
Riladita Asri
Rimba Harendana
Rio Dylan
Rio Sanjaya
Riri Yakub
Rismauli Napitu
Riswanda Setyo Addino
Riswandi Nursam Haddede
Rizal Muslimin
Robert Christopher P
Robin Hartanto
Rofianisa Nurdin
Roykhan Bawazier
Rudy Kelana
Ryadi Adityavarman
Ryandika Candriana
Samsu Duha
Samuel Timothy
Sarah Ginting
Satria Karunia R
Satrio Triwardana
Scott Valentine
Sebastian Brian
Septrio Effendi
Setiadi Sopandi
Sherlyn Christiane
Sibarani Sofian
Sonny Sutanto
Stephen Tedy
Stevanie Tjahaja
Steven
Studio Aliri
Studio Geometry
Sumayya
Suryono Herlambang
Susi Famestu
Sutikno Michiella
Suwardana Winata
Syifa Asshofie
Tan Tjiang Ay
Tatyana Kusumo
Teresia Hanna Sanjaya
Thomas Agung
Tiyok Prasetyoadi
Tommy Wijaya
Umi Khasanah
Undi Gunawan
Universitas Tanri Abeng
Utami Sugianto
Valdo karya
Vianka Stela Wijaya
Vina Triyuliana
Vinny Stefany
Virgoza Nicotheus Giovanni
Viva Octa Grend
Wati
Wendy Djuhara
Wendy Teo
Wiliam Sutanto
Willis Kusuma
Wiyoga Nurdiansyah
Yandi Andri Yatmo
Yapharos Risma Afriyanti
Yasmin Aryani
Yenni Kaldaziah
Yenni Khaliddazia
Yori Antar
Yoris Mangenda
Yu Sing
Yuki Fadillah
Yuliana Putri
Yuliana Susi Susanti
Yulianto Sumalyo
Yusni Aziz
Yuswadi Saliya
Zahrina Amalia


Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia

JAAI adalah sebuah gerakan akar rumput yang bertujuan untuk mengumpulkan arsip arsitektur Indonesia dari kita, untuk kita, oleh kita Indonesia yang diinisasikan Mohammad Cahyo Novianto. JAAI dibentuk dari prinsip kolegial, orang – per orang dengan prinsip kesetaraan dengan semangat pembaharuan untuk terus belajar dari arsip arsitektur Indonesia. JAAI adalah kerja bersama, sebuah kerja gotong royong untuk masa depan arsitektur Indonesia yang dimulai dengan dokumentasi dan pemetaan terhadap arsitektur tradisional dan arsitektur masa kini. JAAI mengajak rekan-rekan untuk bersama-sama merajut semangat kebhinekaan, gotong royong, tradisi, bahan, dan ketukangan untuk berbagi bersama dalam suatu cita-cita besar Arsitektur Indonesia. JAAI bersama OMAH Library mendorong semangat pengarsipan secara kolegial, bergotong-royong yang dimulai dari pengarsipan, dokumentasi dan pemetaan terhadap diskursus arsitektur yang ada di Indonesia.


Founding Member JAAI (Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia)
1. Mohammad Cahyo Novianto
2. Yoris Mangenda
3. Muhammad Ansar
4. Riswandi Nursam Haddade
5. Bondan Petra Diponegoro
6. Mutia Amelia Febriana
7. Fachri Muzaqii
8. Furqon Badriantoro
9. Putra Wijaya
10. Khattiya Paninndriya
11. Arsitektur Hijau
12. Komunitas Tadulako Tradisional
13. Yulianto Sumalyo


Perpustakaan OMAH 2021

Omah Library atau perpustakaan Omah diinisiasikan pada tahun 2015 oleh Realrich Sjarief. Sesi diskusi – diskusi di dalam Omah Library memiliki keterkaitan mengenai wacana, retrospeksi, ataupun sekedar interpretasi terhadap arsitektur. Diskusi – diskusi tersebut selalu melibatkan, presentasi, dialog dua arah, dan sifatnya sementara. Dari perbincangan – perbincangan tersebut, muncullah berbagai macam kuliah dan kerjasama dengan Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia, beberapa universitas, ataupun periset lepas. selain perpustakaan arsitektur. Materi – materi yang dibahas terkait dengan Teori, Kritik, Sejarah, Metode, Kurasi arsitektur sampai dengan persilangan diskusi dengan disiplin – disiplin lain. Di dalam memproduksi ilmu pengetahuan, Perpustakaan Omah juga menulis, meriset, dan menerbitkan buku. Perpustakaan Omah Menjadi rumah yang mempertemukan praktisi arsitektur, desainer, mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum dalam membincangkan wacana literasi arsitektur di Indonesia.

Advisor
Realrich Sjarief

Librarians and Researchers
Hanifah Sausan N.
Nirma Ayuni S
Satria A. Permana

Video Editor
Muhammad Farhan Nashrullah

Administration
Laurensia Yudith
Novita Gunawan
Yuliana Putri


Back to Top