Fight for Architecture in Broken Ecosystem #2 – Pos-Kolonial?

Indonesia ada di dalam sebuah tatanan sistem dunia. Tatanan sistem dunia ini mempengaruhi arsitektur secara langsung dan tidak langsung. Tidak banyak orang yang menyadari bahwa tatanan dunia memiliki studi, teori, dan analisis yang sebenarnya adalah sebuah praktik politik kekuasaan dan tentang bagaimana menguasai sebuah sumber daya.

Dalam sejarah, penguasaan sumber daya ini ada di dalam masa ke masa. Secara umum bisa dilihat dari bagaimana penjajahan terjadi di Zaman Belanda yang menguasai banyak negara jajahan. Terlihat juga di dalam negara Inggris dan kemudian diteruskan hingga Amerika, dan baru-baru ini perang yang diinisiasi oleh Rusia, serta bagaimana Cina menjadi sumber kekuatan ekonomi dunia.

Studi tentang sistem dunia adalah studi tentang politik, ekonomi, dan sosial di mana dilatarbelakangi oleh kesenjangan, maju dan mundurnya sebuah negara, ketidakadilan sosial, dan politik penjajahan.

Sebelum tahun 1970, teori dari sistem dunia dibahas oleh The Annales School, Marxisme, dan Teori Ketergantungan.

Pada tahun 1974, Immanuel Wallerstein mengemukakan versi pendekatan sistem tatanan dunia di mana kini menjadi yang paling familiar.

“a system is defined as a unit with a single division of labor and multiple cultural systems”

Ia mendefinisikan bahwa ada pekerja dan beberapa budaya yang saling terkait serta bagaimana relasi antara pekerja, sumber daya, dan sistem budaya di dalam sebuah tempat.

Kali ini di Omah Library, hari Jumat 7 Oktober 2022, Abidin Kusno akan membahas hubungan antara tatanan sistem dunia untuk memahami kondisi yang ada di dalam Arsitektur Indonesia sekarang sebagai negara bekas jajahan. Untuk bisa memahaminya, kita perlu memahami sejarah dunia dan bagaimana interelasi sosial, budaya, ekonomi dan politik yang terjadi di dalamnya yang membentuk Knowledge Construction-World System Studies.

Abidin Kusno akan menggabungkan 2 buah cerita. Yang pertama, pengaruh pemikiran ‘pos-kolonial’ pada buku “Behind the Postcolonial” 20 tahun yang lalu. Yang kedua, bagaimana perkembangan selanjutnya dari mazhab ini di ranah akademik global pada umumnya dan bidang arsitektur khususnya untuk memahami pos-kolonial lebih dalam.


Untuk dapat mengakses kelas Fight for Architecture #2 – Pos-Kolonial? anda perlu melakukan donasi melalui tautan berikut:

Akses kelas akan dikirimkan ke email atau Whatsapp yang didaftarkan.


Pembicara

Abidin Kusno

Abidin Kusno adalah profesor di Faculty of Environmental Studies di York University, dan saat ini, ia adalah direktur Pusat Penelitian Asia York (YCAR). Sebelum kedatangannya di York, ia adlaah Ketua Penelitian Kanada di Urbanisme dan Budaya Asia di Institute for Asian Research di University of British Columbia. Minat penelitiannya meliputi kota-kota global, perkotaan/ pinggiran kota, politik dan budaya, sejarah dan teori arsitektur, desain dan perencanaan kota, nasionalisme, kolonialisme, dan pasca-kolonialisme, dan studi Asia. Penelitiannya berfokus pada Indonesia khususnya.


Berapa kelas Fight for Architecture in Broken Ecosystem lainnya bisa diakses di bawah ini:

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s